kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit tumbuh, BPR bergulat dengan pinjaman macet


Kamis, 17 Agustus 2017 / 16:59 WIB
Kredit tumbuh, BPR bergulat dengan pinjaman macet


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Jumlah kantor Bank Perkeditan Rakat (BPR) rupanya menyusut. Dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) bulan Mei 2017, jumlah kantor BPR 1.619 unit di akhir Mei 2017 lalu, turun hampir 1% dari periode Mei 2016 lalu yang masih ada 1.635 unit.

Kendati demikian, dari sisi penyaluran kredit, BPR membukukan pertumbuhan di atas rata-rata kredit perbankan. Sampai dengan lima bulan pertama, kredit BPR naik 10,53% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 86.44 triliun.

Sementara dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih lambat dibanding kredit yakni 9,39% yoy menjadi Rp 78 triliun. Lewat pencapaian tersebut, aset BPR tercatat naik 9,67% secara tahunan menjadi Rp 116,11 triliun.

Ketua umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan, kendati secara umum kinerja BPR cenderung positif, dilihat dari sisi pelunasan kredit sebenarnya cenderung mengalami penurunan.

Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BPR secara rata-rata industri sebesar 6,95%. Padahal, Mei 2016 pun sudah di posisi cukup tinggi, yaitu 6,45%.

Menurut Joko, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi yang masih belum bergerak sesuai harapan lah yang memberi dampak negatif pada kemampuan membayar nasabah BPR.

"NPL di BPR ini meningkat karena segmen BPR itu UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) cenderung berisiko, makanya naik sampai ke atas 6%. Tapi di akhir tahun peningkatannya tidak akan signifikan," katanya saat dihubungi KONTAN di Jakarta, Kamis (17/8).

Jika dirinci secara nominal, NPL di BPR meningkat cukup tajam. Jumlah ini meningkat 18,98% dari Rp 5,04 triliun di bulan Mei 2016 menjadi Rp 6 triliun. Lebih lanjut, Joko mengungkapkan pada akhir tahun pihaknya memproyeksi NPL maksimal ada di kisaran 6%.

Sementara untuk pertumbuhan kredit, Perbarindo memperkirakan pertumbuhan di kisaran 9% hingga 11%. Adapun untuk DPK, Joko meyakini BPR dapat tumbuh hingga di level 12% sampai 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×