kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kredit tumbuh, BPR bergulat dengan pinjaman macet


Kamis, 17 Agustus 2017 / 16:59 WIB
Kredit tumbuh, BPR bergulat dengan pinjaman macet


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Jumlah kantor Bank Perkeditan Rakat (BPR) rupanya menyusut. Dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) bulan Mei 2017, jumlah kantor BPR 1.619 unit di akhir Mei 2017 lalu, turun hampir 1% dari periode Mei 2016 lalu yang masih ada 1.635 unit.

Kendati demikian, dari sisi penyaluran kredit, BPR membukukan pertumbuhan di atas rata-rata kredit perbankan. Sampai dengan lima bulan pertama, kredit BPR naik 10,53% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 86.44 triliun.

Sementara dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih lambat dibanding kredit yakni 9,39% yoy menjadi Rp 78 triliun. Lewat pencapaian tersebut, aset BPR tercatat naik 9,67% secara tahunan menjadi Rp 116,11 triliun.

Ketua umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan, kendati secara umum kinerja BPR cenderung positif, dilihat dari sisi pelunasan kredit sebenarnya cenderung mengalami penurunan.

Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BPR secara rata-rata industri sebesar 6,95%. Padahal, Mei 2016 pun sudah di posisi cukup tinggi, yaitu 6,45%.

Menurut Joko, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi yang masih belum bergerak sesuai harapan lah yang memberi dampak negatif pada kemampuan membayar nasabah BPR.

"NPL di BPR ini meningkat karena segmen BPR itu UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) cenderung berisiko, makanya naik sampai ke atas 6%. Tapi di akhir tahun peningkatannya tidak akan signifikan," katanya saat dihubungi KONTAN di Jakarta, Kamis (17/8).

Jika dirinci secara nominal, NPL di BPR meningkat cukup tajam. Jumlah ini meningkat 18,98% dari Rp 5,04 triliun di bulan Mei 2016 menjadi Rp 6 triliun. Lebih lanjut, Joko mengungkapkan pada akhir tahun pihaknya memproyeksi NPL maksimal ada di kisaran 6%.

Sementara untuk pertumbuhan kredit, Perbarindo memperkirakan pertumbuhan di kisaran 9% hingga 11%. Adapun untuk DPK, Joko meyakini BPR dapat tumbuh hingga di level 12% sampai 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×