Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Rencana kebijakan bunga kredit rendah memaksa industri perbankan tidak mau terlalu bergantung terhadap pendapatan bunga. Demi mempertahankan pundi-pundi pendapatan, bank terus memperbesar pendapatan non bunga.
Misalnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ingin menggali sumber pendapatan di tahun 2016 melalui pendapatan non bunga seperti pendapatan komisi atau fee based income.
"Kami membidik pertumbuhan fee based income sebesar 20%-22% di tahun 2016," kata Sekretaris Korporasi BRI Hari Siaga dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (3/3).
Dengan kata lain, BRI ingin memperoleh pendapatan fee based sekitar Rp 8,88 triliun-Rp 9,02 triliun pada akhir tahun 2016 dibandingkan perolehan Rp 7,4 triliun per akhir tahun 2015.
Strategi BRI untuk mencapai target fee based adalah meningkatkan transactional banking dan international business. Selain itu, bank BUMN ini akan lebih gencar dalam memasarkan produk-produk yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan perusahaan akan bekerjasama dengan perusahaan besar.
Informasi saja, mesin utama fee based BRI tahun 2015 bersumber dari biaya administrasi pengelolaan rekening nasabah yaitu sebesar 53,3% dari total fee based.
Kemudian, transaksi e-banking berkontribusi sebesar 22,1%, dan international business atau trade finance tercatat 1,8%. Sisanya bersumber dari komisi berbagai transaksi lain.
Prediksi BRI, tahun ini mereka bisa membukukan pertumbuhan laba sekitar 3% hingga 5% dari posisi Rp 25,2 triliun per Desember 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News