kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BSI Rights Issue, Kementerian BUMN Sebut Tak Ada Investor Strategi


Kamis, 15 Desember 2022 / 18:18 WIB
BSI Rights Issue, Kementerian BUMN Sebut Tak Ada Investor Strategi
ILUSTRASI. Dalam rights issue BSI kali ini, lanjutnya, Bank Mandiri akan mengeksekusi haknya.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan belum ada investor strategis yang bakal masuk ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) lewat perhelatan rights issue yang sedang dijalankan saat ini. 

Kabar yang beredar di pasar bahwa investor asal Dubai bakal masuk ke bank syariah terbesar di Tanah Air itu. Muhammad Khoerur Roziqin, Deputi Jasa Keuangan Kementerian BUMN, mengatakan rights issue bank dengan kode saham BRIS ini masih difokuskan untuk menambah jumlah saham beredar di publik atau free float

"Belum ada investor strategis yang masuk. Investor yang mau masuk lewat pasar bukan investor strategis," ungkap Roziqin dalam Media Briefing Kinerja Himbara Kuartal III 2023, Kamis (15/12).

Saat ditanya apakah investor strategis akan masuk lewat private placement tahun 2023, Roziqin tak mengiyakan maupun membantah. Dia hanya meminta untuk mengkonfirmasi hal itu ke Wakil Menteri BUMN II.

Baca Juga: Penyaluran KUR Bank Besar Makin Subur

Dalam rights issue BSI kali ini, lanjutnya, Bank Mandiri akan mengeksekusi haknya. Lalu Bank BNI akan mengeksekusi sebagian haknya sehingga kepemilikan BNI pada BSI akan terdulusi. Sedangkan Bank BRI akan terdilusi tapi akan mempertahankan kepemilikan saham tidak kurang dari 15%. 

Dalam kesempatan yang sama, Supari Direktur Bisnis Mikro BRI mengatakan, pihaknya telah menggandeng konsultan untuk mencari rujukan atas posisi BRI paling tepat di BSI. "Kami akan mencari titik optimal, yang bagus untuk BRI, bagus untuk Himbara, dan bagus untuk shareholders lain," ujar dia. 

BSI telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 1.000 per saham. BRIS akan menerbitkan 4,99 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Bila semua saham baru itu diserap oleh investor, maka BSI akan meraup dana segar sebesar Rp 4,99 triliun melalui aksi penguatan modal ini.

Baca Juga: Kepemimpinan dan Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan Merger BSI

Saat ini, Bank Mandiri miliki 50,83%, BNI 24,85%, BRI 17,25%, publik 5,51%, dan investor lainnya yang di bawah 1%. Dalam prospektus rights issue, Bank Mandiri memiliki jatah 2,54 limar HMETD BSI dan telah menyediakan dana paling sedikit Rp 2,54 triliun menyerap seluruh haknya.

Sedangkan BNI hanya melaksanakan sebagian haknya sebesar 500 juta saham baru dari seharusnya 1,24 miliar saham. Direktur Keuangan BNI Novita W Anggraini menyatakan nilai transaksi yang akan BNI lakukan sebesar Rp 500 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×