kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BSM bersih-bersih pembiayaan bermasalah


Selasa, 03 Februari 2015 / 11:07 WIB
BSM bersih-bersih pembiayaan bermasalah
ILUSTRASI. Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Rabu 16 Agustus 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Boleh dibilang, tahun 2014 merupakan tahun pahit bagi bank syariah. Hampir seluruh bank syariah mencatatkan rapor merah. Tak terkecuali Bank Syariah Mandiri (BSM). Tumpukan pembiayaan bermasalah alias non performing finance (NPF) menyulitkan gerak BSM.

Agus Handaya, Direktur Keuangan BSM menyatakan, pembiayaan bermasalah membuat rapor kinerja sepanjang tahun 2014 tak seindah harapan. Di akhir tahun lalu, rasio NPF gross anak usaha Bank Mandiri ini menyentuh level 6,8% atau senilai Rp 3,3 triliun dari total pembiayaan yang mencapai Rp 50 triliun.

Porsi pembiayaan bermasalah ini tak jauh beranjak dari posisi 6,76% di September 2014. Beruntung, NPF nett BSM masih di level 4,23%, di bawah batas tidak aman yang ditetapkan regulator perbankan yakni di level 5%.

Tumpukan pembiayaan bermasalah menggerus pundi-pundi laba BSM lantaran harus menyisihkan dana cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). "Laba masih tertekan, tak jauh berbeda dengan laba kuartal III," ungkap Agus kepada KONTAN, pekan lalu.

Sebagai gambaran, laba bersih BSM sebesar Rp 276,65 miliar per September 2014. Angka ini susut 41,74% dibandingkan Rp 474,92 miliar secara tahunan (year on year). Agar bisa mengukir pertumbuhan laba, tahun ini, BSM fokus bersih-bersih pembiayaan bermasalah.

BSM optimistis bisa menekan rasio NPF gross di bawah level 5%. "Kami akan menagih pembiayaan bermasalah hingga Rp 1 triliun di tahun ini," ujar Agus. BSM memburu debitur bermasalah lewat unit khusus yang baru dibentuk tahun lalu yakni unit financing recovery.

Tahun lalu, unit ini berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 220 miliar. Supaya bisa mencapai target, BSM bahkan mengubah fungsi sejumlah kantor cabang dengan tugas khusus yakni memburu aset debitur nakal.

Agar kualitas pembiayaan terjaga, BSM bakal mengubah ulang fokus bisnis. Singkat kata, BSM bakal mengandalkan mesin analisa kredit sang induk yang terbukti andal mendeteksi debitur nakal.

Ibarat sindikasi, BSM bakal nebeng alias mengambil porsi kecil dari kucuran kredit Bank Mandiri di segmen korporasi dan komersial. BSM juga membidik pembiayaan konsumer yang aman, yakni pembiayaan kepada pensiunan dan pegawai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×