Sumber: Kontan |
JAKARTA. Bukan cuma bank konvensional yang mengetatkan penyaluran kredit. Kecemasan terhadap krisis finansial global yang belum kelihatan ujungnya, juga memaksa pengelola bank syariah mengerem pembiayaan.
Tahun ini, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mulai menekan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau financing to deposit ratio (FDR). Tahun lalu, FDR BSM tercatat di kisaran 98%. Tapi, tahun ini BSM akan berupaya menekan angka FDR ke kisaran 88%.
Hingga akhir 2008, pangsa pasar BSM mencapai 41% dari total pembiayaan bank syariah. Adapun, nilai pembiayaannya sebesar Rp 13,1 triliun atau tumbuh 36% dari pencapaian tahun sebelumnya.
Sebanyak 60% pembiayaan BSM mengalir ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). BSM menargetkan, portofolio pembiayaan UMKM akan meningkat porsinya menjadi 90%. "Pembiayaan UMKM punya potensi yang bagus," ujar Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi .
Adapun dari sisi perolehan DPK, BSM mengaku tahun lalu ada peningkatan DPK sekitar 40% sehingga nilai DPK BSM per akhir 2008 sebesar Rp 14,5 triliun.
Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat, Yuslam memperkirakan, laju pertumbuhan DPK dan pembiayaan BSM pada tahun ini akan berkurang. "Baik perolehan DPK maupun pembiayaan hanya akan tumbuh 25% karena kondisi yang tidak terlalu bagus," ujarnya.
Tahun ini, BSM menargetkan total asetnya akan tumbuh 25% dari total asetnya per akhir 2008, yaitu Rp 17 triliun. Untuk itu, BSM tahun ini akan menambah 300 gerai di seluruh Indonesia.
Bisa jadi target yang konservatif itu muncul karena BSM mengantisipasi perubahan jadwal suntikan modal dari perusahaan induk, PT Bank Mandiri Tbk.
Bank Mandiri telah berkomitmen menyuntikkan modal senilai Rp 600 miliar. BSM telah menerima separuh dari total komitmen yang dijanjikan itu yakni Rp 300 miliar.
Menurut jadwal, Bank Mandiri akan menambah lagi modal BSM Rp 200 miliar pada tahun ini. Nilai itu disalurkan dalam dua tahap, yaitu Juni dan Desember 2009. Di 2010, Bank Mandiri akan mendapatkan tambahan modal lagi sebesar Rp 100 miliar. "Tapi jika kondisi ekonomi masih tak baik, kemungkinan kami menunda pencairan modal karena belum terlalu mendesak," ujar Yuslam, kemarin (1/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News