kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BTN: Dampak Brexit sangat kecil bagi Indonesia


Kamis, 23 Juni 2016 / 20:21 WIB
BTN: Dampak Brexit sangat kecil bagi Indonesia


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono menyatakan isu referendum Inggris yang akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa atau "Brexit" pengaruhnya sangat kecil bagi Indonesia.

"Saya kira terlalu dibesar-besarkan, saya yakin Inggris tidak akan keluar karena akan masih banyak ketergantungannya dengan Uni Eropa," kata Maryono di sela-sela acara Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) buka bersama 3.500 anak yatim piatu di Jakarta, Kamis (23/6).

Menurut Maryono, seandainya Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa maka pengaruhnya sangat kecil karena kita tidak memiliki hubungan dagang yang besar dengan Inggris.

"Tidak seperti hubungan dagang kita yang besar, misalnya Indonesia dengan AS, Indonesia dengan Jepang, dan Indonesia dengan Tiongkok. Tetapi menurut saya Inggris tidak akan keluar," ucap Maryono.

Sementara itu, terkait efeknya ke pasar saham dan mata uang, Maryono menyatakan bahwa itu terlalu jauh karena pengaruh terhadap mata uang hanya bersifat sementara.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyatakan sentimen global terkait isu referendum Inggris yang akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa atau "Brexit" sudah menurun.

"(Brexit) sentimen globalnya sudah menurun, kekhawatirannya menurun. Untuk Indonesia juga saya lihatnya sudah mereda. Oleh karena itu, sebetulnya hanya gejolak keuangan saja, temporer lah kalau "Brexit" terjadi," katanya di sela-sela acara buka bersama media di kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (22/6).

Menkeu menilai isu "Brexit" lebih kepada masalah psikologis dari Inggris saja.

"Lebih kepada masalah psikologis. Eropa tanpa Inggris itu aneh, tidak mencerminkan euro yang sebenarnya. Meski Inggris juga tidak menggunakan euro karena mereka pakainya poundsterling," ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×