kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

BTN: Dampak Perpanjangan Tarif Murah SKNBI Belum Terlihat Signifikan


Jumat, 19 Desember 2025 / 14:37 WIB
BTN: Dampak Perpanjangan Tarif Murah SKNBI Belum Terlihat Signifikan
ILUSTRASI. Pertumbuhan DPK (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyebut perpanjangan masa berlaku tarif murah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) belum memberikan dampak signifikan terhadap volume transaksi perbankan. Pasalnya, nasabah saat ini memiliki banyak pilihan kanal transaksi, mulai dari SKNBI, RTGS, hingga mobile banking.

Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan mengatakan, dari sisi nasabah, SKNBI hanyalah salah satu opsi di tengah semakin beragamnya instrumen pembayaran dan transfer dana.

“Kalau melihat proses SKNBI saat ini, sebetulnya nasabah masih punya pilihan, bisa lewat SKNBI atau RTGS, dan sekarang juga mobile banking sudah sangat meluas,” ujar Rully kepada awak media, Kamis (18/12/2025).

Baca Juga: BTN Targetkan Porsi Dana Murah Capai 60% dari DPK pada 2026

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memutuskan untuk memperpanjang tarif SKNBI, yang mana tarif dari BI ke bank tetap dipatok Rp 1 per transaksi, sementara tarif layanan transfer dana yang dibebankan bank kepada nasabah maksimal Rp 2.900 per transaksi.

Meski kebijakan tersebut bertujuan mendorong transaksi non-tunai, Rully menyebut BTN belum melihat lonjakan volume transaksi yang signifikan akibat perpanjangan tarif murah tersebut.

“Kalau bicara volume dan dampaknya, sejauh ini belum terlalu kelihatan efeknya. Kami juga belum melihat dampak yang signifikan,” katanya.

Menurut Rully, keputusan nasabah dalam memilih kanal transaksi lebih dipengaruhi oleh fleksibilitas dan kebutuhan, bukan semata-mata oleh tarif. Terlebih, saat ini transaksi perbankan tidak lagi terikat pada satu jenis instrumen tertentu.

“Sekarang transaksinya sudah banyak pilihan, jadi tidak mengikat ke satu jenis tool transaksi saja,” ujarnya.

Kendati demikian, BTN tetap mengikuti kebijakan dan regulasi yang ditetapkan otoritas. Di sisi lain, perseroan memanfaatkan momentum ini untuk mendorong strategi transformasi layanan, dengan tujuan menjadikan BTN sebagai bank utama bagi nasabahnya.

Baca Juga: Transmisi Penurunan Suku Bunga Kredit Lambat, Begini Kata Bos BTN

“Kami mengikuti regulasi yang ada. Harapannya, dalam masa transformasi ini, nasabah bisa menjadikan BTN sebagai main bank untuk seluruh transaksinya, termasuk dana operasional,” kata Rully.

Ke depan, BTN akan terus memperkuat layanan digital dan jaringan transaksi guna meningkatkan kenyamanan nasabah, seiring semakin kompetitifnya ekosistem sistem pembayaran nasional.

Selanjutnya: Asuransi Digital Bersama (YOII) Nilai Tren Perpanjangan Polis Masih Positif

Menarik Dibaca: Berlibur ke Dubai, Ini 5 Tradisi Uni Emirat Arab yang Wajib Diketahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×