Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kredit kepegawaian alias payroll loan masih memikat bank. Sebab pertumbuhan produk konsumer ini terbilang baik walau tren suku bunga kredit di pasar terus naik.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, mulai fokus menggarap kredit kepegawaian. Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, produk yang dibalut dengan tajuk BTN Kring ini terbilang masih muda di BTN.
Kendati demikian, bank spesialis kredit perumahan ini mematok target cukup besar di akhir tahun yakni mencapai Rp 5 triliun. Budi optimistis target yang dipasang akan dapat terealisasi.
Sebab, sampai dengan kuartal III 2018 setidaknya total realisasi payroll loan BTN sudah mencapai Rp 3,4 triliun. "Target kami cukup besar yaitu Rp 5 triliun. Namun sampai saat ini baru tercapai kurang lebih Rp 3,4 triliun," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10).
Untuk mengejar target tersebut, BTN terus memperluas kerjasama dengan berbagai perusahaan yang memang telah menjadi nasabah BTN. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit payroll di BTN masih cukup rendah yakni 2%.
"Kami baru mulai mendorong (payroll loan) untuk pengembangan bisnisnya," kata Budi.
Sementara PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) tak memasang target tinggi untuk payroll loan. Alasannya, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menyebut, sampai dengan Agustus 2018 total realisasi kredit ini baru mencapai Rp 18,7 triliun atau hanya tumbuh 4,3% yoy.
Alhasil, bank berkode emiten BJTM ini hanya memasang target pertumbuhan kredit payroll sebesar 7% di akhir 2018. "Target payroll kami 7%, growth sampai Agustus 2018 baru 4,3%," katanya.
Meski begitu, rasio NPL kredit kepegawaian Bank Jatim masih sangat rendah yakni di level 0,27% per Agustus 2018. Debitur yang menjadi andalan kredit jenis ini di Bank Jatim antara lain aparatur sipil negara (ASN) yang berdomisili atau bekerja di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News