Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terus berupaya memudahkan kalangan milenial untuk mendapatkan hunian. Salah satunya dengan produk KPR Gaess.
Sejak diluncurkan pada bulan Oktober tahun 2018 hingga Mei tahun ini, kredit yang disalurkan BTN lewat KPR Gaesss telah mencapai Rp 6,9 triliun.
Dari Januari hingga Mei, KPR Gaess mencatat outstanding kredit sebesar Rp 3,83 triliun. Hingga akhir tahun, BTN menargetkan outstanding kredit untuk produk ini bisa mencapai sekitar Rp 7 triliun.
Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, generasi milenial akan menjadi tulang punggung dari perekonomian bangsa karena akan mendominasi sekitar 34% dari populasi penduduk Indonesia pada tahun 2020.
"Oleh karena itu, seluruh stakeholders bidang properti harus bisa menyelaraskan strategi serta kebijakan dengan kebutuhan dan karakter generasi milenial," kata Maryono di Jakarta, Rabu (19/6).
KPR Gaesss merupakan produk KPR yang dikemas dengan KPR Zero yang memiliki fitur kemudahan bagi milenial, seperti cuti cicilan hingga 2 tahun serta persyaratan yang mudah di antaranya debitur harus berusia diantara 21 tahun hingga 30 tahun, memiliki pendapatan/gaji tetap dan minimal sudah bekerja satu tahun di perusahaan yang sama dan mendaftarkan aplikasi KPR Gaeesss di www.btnproperti.co.id.
Selain menyediakan produk yang pas dengan permintaan konsumen dari generasi milenial, Bank BTN juga mengupayakan pasokan properti aman, dengan menjaring sebanyak-banyaknya generasi milenial untuk ambil bagian dalam sepak terjang dunia properti sebagai developer atau pengembang perumahan, atau berkiprah di dunia properti sebagai investor.
"Kami aktif menyelenggarakan workshop properti dan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program Mini MBA di dunia properti dan baru-baru ini mendukung Keluarga Alumni Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada atau Katsgama dalam menyelenggarakan School of Property Developer yang diluncurkan hari ini,” kata Maryono.
Maryono berharap kerja keras dari stakeholders bidang properti dapat mengurangi backlog properti yang masih bertengger sebesar 11,4 juta rumah dengan fokus mendukung pemerintah dalam program sejuta rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News