kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks harga rumah BTN tumbuh 7,3% di kuartal I-2019


Rabu, 19 Juni 2019 / 11:48 WIB
Indeks harga rumah BTN tumbuh 7,3% di kuartal I-2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah telah memberikan dampak bagi perkembangan harga properti. Itu salah satunya tercermin dari kenaikan indeks harga rumah di triwulan I 2019.

Berdasarkan riset Housing Finance Center (HFC) yakni unit riset yang dimiliki PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), BTN House Price Index pada triwulan I-2019 mencapai 163,90 atau naik sekitar 7,34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Laju kenaikan BTN HPI pada triwulan I-2019 juga terhitung lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana pada triwulan I-2018 BTN HPI tumbuh 6,44% dibandingkan triwulan I-2017.

BTN HPI sempat tertekan pada tahun 2015 hingga 2018 karena laju pertumbuhan HPI cenderung melandai. Pada kuartal I-2015 hanya tumbuh sekitar 14,30%, kemudian tumbuh 11,49% pada kuartal I-2016, lalu turun lagi pada triwulan I-2017 dan semakin merosot dengan hanya tumbuh 6,44% pada triwulan I-2018.

"Namun tahun ini kita optimistis harga properti akan semakin meningkat, seiring dengan diselesaikannya proyek-proyek infrastruktur yang telah digagas pemerintah,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat memaparkan hasil riset BTN HPI pada acara Indonesia Housing Forum di Jakarta, Rabu (19/6).

Optimisme tersebut didasarkan pada data kenaikan BTN HPI yang terjadi di daerah dengan perkembangan infrastruktur yang pesat dan adanya potensi pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut, di antaranya Jakarta, Jawa Tengah serta Jawa Timur.

Maryono memaparkan setidaknya ada enam kabupaten/kota yang terekam memiliki BTN HPI di atas rata-rata BTN HPI Nasional yaitu Batang, Jawa Tengah (253,29), Jember, Jawa Timur (252,20), Batam-Kepri (232,28), dan Bantul, DI Yogyakarta (221,62) serta Banyumas-Jawa Tengah (232,28) sementara Jakarta Timur di peringkat ke enam meraih BTN HPI sebesar 215,50.

Daerah tersebut mayoritas dilalui proyek infrastruktur yang baru diselesaikan seperti jalan tol, lintasan kereta dan lain sebagainya.

Dia menambahkan, setelah tol Pemalang-Batang diresmikan pada 2018 lalu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah menduduki peringkat BTN HPI tertinggi yaitu 253,29 atau naik 20,44% dibandingkan triwulan I-2018 atau lebih tinggi dibandingkan BTN HPI Nasional yang hanya 163,9.

Namun, HPI tertinggi diraih oleh Kabupaten Jember yang melonjak 28,28% pada triwulan I-2019 dibandingkan triwulan I-2018. Kota ini menduduki peringkat kedua dengan BTN HPI sebesar 252,2.

Adapun salah satu penyebab dari kenaikan BTN HPI di kabupaten Jember, berdasarkan riset dari HFC adalah rencana pembangunan Tol Trans Jawa, ruas Mojokerto-Banyuwangi yang akan melintasi Jember untuk mendukung rencana pemerintah pusat membangun sejumlah dermaga dan bandara embarkasi haji di kota tersebut.

Dengan pertumbuhan BTN HPI yang mulai menanjak, banyak pihak yang berharap pemerintah tetap berhasil mengurangi backlog perumahan atau kurangnya pasokan perumahan. Untuk itu, Maryono menilai diperlukan sejumlah terobosan baik dari sisi permintaan maupun pasokan.

Berdasarkan survei yang digelar HFC terhadap 270 responden berusia 21 tahun-35 tahun yang dipilih dari wilayah padat penduduk seperti Jabodetabek, Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo) dan Batam, generasi milenial ingin memiliki rumah tapak dengan harga terjangkau, dan dengan tenor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) selama 10 tahun-15 tahun serta cicilan yang sesuai dengan kemampuan.

“Produk KPR yang diinginkan milenial harus mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan keuangan mereka serta harus sudah disiapkan atau dimulai sejak mereka duduk dibangku SMA atau perguruan tinggi lewat produk tabungan untuk KPR,” kata Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×