kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BTN Targetkan Penjualan Aset Secara Bulksales Bisa Rampung di Akhir Tahun


Kamis, 27 Oktober 2022 / 16:14 WIB
BTN Targetkan Penjualan Aset Secara Bulksales Bisa Rampung di Akhir Tahun
ILUSTRASI. BTN berupaya untuk menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dengan menjual aset bulksales./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berupaya untuk menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tahun ini, salah satunya dengan aktif melakukan penjualan aset-aset bermasalah. 

Bank BTN sedang menjajaki penjualan NPL secara bulksales lewat skema aset swap atau tukar guling aset dengan surat berharga kepada investor. Perseroan menargetkan penjualan NPL sebesar Rp 1 triliun tahun ini lewat skema ini. 

Tahun ini, BTN menargetkan NPL bisa turun ke level 3,3%. NPL Gross pada kuartal III tahun 2022 ini berada pada level 3,45%, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di level 3,94%, Sedangkan NPL net sebesar 1,23%, turun dari periode kuartal III-2021 yang sebesar 1,50%.

Baca Juga: Laba Bank Tabungan Negara (BBTN) Melesat 50,11% pada Kuartal III 2022

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, program bulksales Bank BTN tetap terus berproses dan masih sesuai dengan timeline yang ditetapkan. Secara internal, BTN telah menyiapkan berbagai hal untuk mendukung pelaksanaan bulksales tersebut, termasuk aturan dan kebijakannya. 

Haru bilang, saat ini bank juga masih terus berkoordinasi dengan berbagai elemen eksternal agar bulksales ini dapat terealisasi di akhir tahun atau paling lambat di awal tahun depan. 

Haru juga menuturkan, bahwa program penjualan aset secara bulk ini masuknya kepada kredit komersial yang high rise, perseroan menjual secara bulk denga mencari investor. BTN juga bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan sedang menunggu opini dari BPK.

"Prosesnya hampir final dan sedang meminta persetujuan BPK karena kita bank pemerintah, jadi minta persetujuan. Mudah-mudahan akhir tahun ini kalau goal, dan selambat lambatnya awal tahun depan. Ini sudah tinggal di ujung, totalnya Rp 1 triliun di awal, kalau ini goal kita lanjutkan lagi dan bisa mempercepat penjualan aset busuk itu," terang Haru saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (27/10).

Menurutnya, itu merupakan cara bagaimana aset aset NPL bermasalah bisa berkurang lebih cepat. Keuntungan dari penjualan secara bulksales ini perseroan akan mendapatkan cash, biaya CKPN bisa di kembalikan, dan bisa menambah modal perseroan.

Baca Juga: Suku Bunga BI Naik, Ini Besaran Bunga KPR di Sejumlah Bank Besar

Tahun ini, BTN menargetkan penjualan aset bermasalah sebesar Rp 2,4 triliun. Sebesar Rp 1,99 triliun ditargetkan lewat penjualan bulksales dan sisanya dari penjualan lewat lelang.

Haru menyebut, BTN masih tetap berkomitmen untuk mencapai target penjualan aset bermasalah pada tahun 2022 ini sehingga target NPL sesuai dengan rencana bisnis bank dapat dicapai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×