Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan atau kini dikenal dengan BPJAMSOSTEK mengelola dana peserta ke instrumen investasi deposito. Menariknya, asuransi sosial ini lebih memilih berinvestasi di Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Hal ini terlihat dari kinerja BPJAMSOSTEK 2019. Sepanjang tahun lalu, mayoritas deposito mengalir ke BPD yakni Rp 31,03 triliun atau 65,23% dari total dana yang dikelola ke deposito. Menyusul investasi ke bank BUMN sebesar Rp 14,51 triliun dan bank swasta Rp 1,31 triliun.
Baca Juga: Imbal hasil investasi capai Rp 29 triliun, ini koleksi saham BPJAMSOSTEK
Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto mengatakan, pihaknya menyimpan deposito ke bank pemerintah mencapai 97,21% dari total deposito.
Berkat strategi tersebut, BPJAMSOSTEK mencatatakan yield of investment (YOI) deposito sebesar 8,31%.
“Dalam berinvestasi kami tidak boleh rugi, harus menghasilkan return setara dengan rata-rata deposito bank pemerintah. Sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) tidak boleh turun dari deposito,” kata Agus di gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).
Sepanjang 2019 saja, BPJAMSOSTEK mengelola dana hingga Rp 431,67 triliun. Dari jumlah tersebut, mayoritas ditaruh ke instrumen surat utang yakni 60% dari total dana kelolaan. Menyusul saham 19%, deposito 10,86%, reksadana 9,34%, dan sisanya investasi langsung.
Baca Juga: Sejumlah PNS khawatir peralihan program Taspen ke BP Jamsostek kurangi nilai manfaat
Berkat strategi itu, asuransi sosial ini sukses mencatatkan return investasi Rp 29,16 triliun atau meningkat 7,34% dari realisasi tahun sebelumnya yakni 27,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News