kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bukopin: Pemicu NPL bukan suku bunga, melainkan sektor usahanya


Senin, 25 Juni 2018 / 18:00 WIB
Bukopin: Pemicu NPL bukan suku bunga, melainkan sektor usahanya
ILUSTRASI. Bank Bukopin


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang terus meningkat membuat kecenderungan risiko kredit atau non-performing loan (NPL) bakal ikut naik. Meski begitu, sejumlah bank menilai kenaikan kredit bermasalah ini tak semerta-merta dipengaruhi oleh naiknya tingkat suku bunga perbankan.

Meski begitu, risiko kenaikan NPL tetap akan terus ada. PT Bank Bukopin Tbk mengatakan saat ini sektor yang paling menyumbang NPL perseroan mayoritas berasal dari sektor perdagangan. Hanya saja, risiko tersebut tak sepenuhnya berasal dari kenaikan suku bunga yang naik melainkan kondisi sektor usahanya.

"Jika ada debitur yang kondisinya memburuk, bukan semata-mata karena tingkat suku bunga kredit namun lebih ke arah kondisi sektor usahanya," ujar Direktur Operasional dan Teknologi Informasi (TI) Bukopin Adhi Brahmantya kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).

Pasalnya, Adhi menilai kenaikan suku bunga saat ini utamanya dikarenakan Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4,75%. Hal ini pun menurut perseroan dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar Rupiah pasca penguatan mata uang Amerika Serikat (AS). Artinya, secara industri, kondisi ekonomi di Indonesia masih terbilang stabil.

Pun, Bukopin sendiri mengatakan sejauh ini rasio NPL perseroan masih dalam batas yang wajar dan termitigasi. Hingga akhir tahun, bank bersandi emiten bursa BBKP ini masih memproyeksi rasio NPL berada di level 3,5%. Target tersebut jauh lebih rendah dibanding realisasi NPL net perseroan akhir 2017 yang menanjak 6,37%. Adapun, secara gross NPL Bukopin per Maret 2018 masih tinggi yakni 6,4%.

"Sektor penyumbang NPL di segmen perdagangan besar. Kondisi NPL saat ini masih manageable dan masih kami hitung (besarannya) karena masih ada waktu sampai akhir bulan," sambung Adhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×