kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bumida menargetkan premi Rp 80 miliar


Selasa, 09 Oktober 2012 / 07:27 WIB
Bumida menargetkan premi Rp 80 miliar
ILUSTRASI. Panen tandan buah segar (TBS) di perkebunan kelapa sawit milik PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumut, Kamis(26/4). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Bumida) optimistis, produk asuransi pertanian memberikan kontribusi yang membanggakan. Meskipun produk ini baru meluncur ke pasaran pada Juli lalu, tapi memiliki segmen pasar yang besar. Manajemen yakin, produk bernama Asuransi Gagal

Panen ini bisa menghasilkan premi sekitar Rp 80 miliar hingga Maret 2013.
Sejauh ini, manajemen masih merahasiakan pendapatan premi produk ini. Pastinya, Asuransi Gagal Panen baru melindungi lahan tanaman padi seluas 60 hektare (ha).

Lokasinya ada di Sukamandi Jawa Barat, Surakarta Jawa Tengah, Malang Jawa Timur, Medan Sumatera Utara, Lampung dan Sulawesi Selatan. "Preminya masih kecil, tapi produk ini bakal berkembang karena banyak yang tertarik menggunakannya," ujar SG Soebagyo, Direktur Pemasaran Bumida, Senin (8/12).

Dalam waktu dekat, Bumida mendapat nasabah baru di produk ini.  Ada lahan pertanian seluas 500 ha yang akan menggunakan Asuransi Gagal Panen. Hingga Maret 2013, anak usaha Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera menargetkan dapat menjadi penjamin risiko lahan pertanian seluas 1 juta ha.

Mulia Perwira Daulata, Asisten Kepala Divisi Pemasaran dan Operasional Bumida, menjelaskan Asuransi Gagal Panen hanya memberi menanggung kerugian gagal panen tanaman padi karena banjir, hama dan penyakit, kebakaran, serta bencana alam. Soalnya, data profil risiko yang terlengkap di Kementerian Pertanian baru untuk tanaman padi. Produk ini memberi perlindungan selama tiga atau enam bulan.

Selain itu, penjualan produk ini juga belum bisa secara ritel. Bumida hanya menjual asuransi ini untuk kelompok tani saja. Tujuannya, agar luas lahan dan premi yang diperoleh Bumida memenuhi biaya pemasaran. Harga premi dihitung berdasar biaya produksi bercocok tanam padi per hektare. "Tarif preminya kecil," katanya tanpa merinci.

Ke depan, ada kemungkinan perluasan pertanggungan berupa perlindungan panenan tanaman lain seperti Jagung. "Permintaan untuk perlindungan produk lain sudah ada," jelas Mulia.

Nah, kelompok tani jangan takut lagi bila gagal panen, sudah ada asuransi yang bisa memberikan ganti rugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×