kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga Acuan Naik, Multifinance Belum Terburu-buru Mengerek Bunga Pembiayaan


Rabu, 24 Agustus 2022 / 16:36 WIB
Bunga Acuan Naik, Multifinance Belum Terburu-buru Mengerek Bunga Pembiayaan
ILUSTRASI. Bunga Acuan Naik, Multifinance Belum Terburu-buru Mengerek Bunga Pembiayaan./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/12/08/2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%. Namun demikian, tampaknya beberapa perusahaan multifinance masih belum terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengaku belum terburu-buru untuk menaikkan bunga pembiayaan.

"Kami masih melihat, tidak langsung antisipatif menaikkan suku bunga. Selama bank tidak menaikkan suku bunga, kita akan tetap menerapkan bunga yang sama yang saat ini berjalan," kata Suwandi saat dihubungi kontan.co.id, Rabu (24/8).

Menurutnya, untuk kenaikan bunga di 3,75%, pihaknya tidak terlalu terkena dampaknya karena kenaikannya hanya di 25 basis poin tentu untuk para nasabah multifinance yang sedang ada dalam pinjaman tidak akan ada kenaikan.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Kemenkeu: Dampaknya Minim ke Pembayaran Bunga Utang

"Karena ketika dia sudah melakukan pinjaman dia sudah tetap bunganya selama 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun jadi tidak akan terpengaruh. Yang nantinya akan ada kenaikan manakala perbankan menaikkan pinjamannya kepada kita, apakah perbankan menaikkannya dengan 25 basis poin tentu kita lihat pinjamannya ke depan. karena dana kita dari bank kalau bank menaikkan pinjamannya kita pasti naikin," terang Suwandi.

Sementara itu, yang justru pihaknya khawatirkan dengan situasi-situasi saat ini adalah daya beli masyarakatnya akan turun lagi. Karena kata Suwandi saat ini daya beli masyarakat sedang bagus, meningkat, dan banyak order booking, bisnis juga berjalan dengan baik. Suwandi menyebut, penyaluran kredit akan berpengaruh kepada isue yang nantinya di hadapi manakala daya belinya menurun.

Kendati demikian, ia tetap optimis sampai dengan akhir tahun pembiayaan baru multifinance tetap bisa tumbuh di moderat 5%-7%.

"Masalahnya tahun depan kita lihat lagi situasinya bagaimana, karena saat ini kita tidak bisa membuat proyeksi jangka panjang dengan situasi ekonomi dunia yang terjadi saat ini," ujarnya.

Salah satu multifinance yang masih belum terburu-buru untuk menaikkan suku bunga ialah BCA Finance. Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim mengakui bahwa pihaknya masih menunggu dari perbankan yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Pihaknya bakal menaikkan suku bunga ketika bank yang memberikan pinjaman menaikkan bunga.

"Kalau memang mereka menaikkan bunga, baru kami akan naik. Kalau naik cuma 0,25% saya kira tidak terlalu signifikan dampaknya kepada penjualan kami," kata Roni.

Saat ini, BCA Finance banyak mendapatkan pendanaan dari induk usahanya, BCA sebanyak 90% dan sisanya dari bank lain. Bunga pembiayaan BCAF saat ini berada di level 2,77% flat. Hingga Juli 2022, pembiayaan baru yang diberikan BCA Finance mencapai sebesar Rp 17,4 triliun. Angka tersebut naik  27,9% dibanding periode sama pada tahun 2021.

Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis juga mengungkapkan, pada prinsipnya perusahaan akan mengikuti market, biasanya dalam waktu beberapa bulan ke depan, harga jual akan disesuaikan dengan bunga pinjaman yang perusahaan miliki.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Instrumen Pasar Uang Dinilai Makin Menarik

"Kenaikan BI rate kami harapkan tidak berpengaruh banyak terhadap minat konsumen dalam memiliki mobil baru. Saat ini kami masih melihat situasi dalam mengerek bunga pembiayaan," tutur William.

Saat ini, bunga pinjaman yang ditawarkan oleh MTF mulai dari 2,88% per tahun. Dengan bunga tersebut, William menilai daya beli masyarakat masih tinggi dengan pertumbuhan permintaan mobil baru sampai kuartal II-2022 masih tumbuh.

Sebagai informasi, MTF mencatat pertumbuhan permintaan kredit masih tumbuh sekitar 40% yoy dengan nilai sekitar Rp 15,1 triliun per Juli 2022. Sekitar 80% dari total penyaluran kredit tersebut merupakan pembiayaan mobil baru.

Sementara itu, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengaku masih meliat kondisi & kompetisi pasar. Menurutnya, kalaupun naik tidak banyak pengaruhnya kepada pembiayaan perusahaan.

"Kenaikannya kan kecil hanya 0,25%, kalau naik terus menerus atau kenaikannya signifikan akan berpengaruh ke daya beli masyarakat, dan akhirnya berdampak ke multifinance," ujar Harjanto.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Saham Sektor Perbankan Diuntungkan

Saat ini, bunga pinjaman yang ditawarkan oleh Clipan mulai dari 2,5% per tahun untuk produk Kredit Pemilikan Mobil (KPM) sementara untuk produk reguler bunga yang ditawarkan mulai dari 3,5%

Hingga Juli 2022, Clipan mencatat pertumbuhan pembiayaan baru mencapai sekitar Rp 3,81 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 1,37 triliun. "Hingga akhir tahun kami tetap konsisten bisa mencapai target Rp 6 triliun, tapi asumsi saya realisasi bisa di atas Rp 6 triliun," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×