Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi persaingan bank menjaring dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini semakin menarik. Soalnya, bank sudah tidak akan bersaing mengerek bunga simpanan untuk menarik nasabah. Maklum, suku bunga simpanan pada tahun ini kemungkinan bakal tetap rendah seperti tahun 2012.
LPS mencatat, suku bunga simpanan di bank umum stabil rendah sejak 15 Maret 2012 hingga pertengahan Januari 2013. LPS membatasi suku bunga penjaminan di bank umum, untuk simpanan rupiah maksimal 5,5%, sedangkan valas 1%. Terjaganya bunga penjaminan karena Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 5,75% sejak Februari 2012. "Ke depan, tidak ada lagi perang bunga simpanan antarbank," ujar Dody Arifianto, Ekonom LPS, kemarin (3/1).
Menurut dia, suku bunga simpanan tetap stabil seperti pada tahun 2012 lantaran pertumbuhan ekonomi yang sekitar 6% pada tahun ini masih setara dengan tahun 2012. Angka inflasi juga stabil, sehingga kecil kemungkinan BI mengubah BI rate.
"Masalahnya, simpanan masyarakat akan tumbuh lambat, sehingga bank akan berlomba-lomba dengan tanpa perang bunga untuk mengamankan likuiditas," jelas Dody.
Menurut dia, untuk menggenjot likuiditas, bank akan mengejar simpanan dari dana murah seperti tabungan. Caranya, menambah fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM), electronic banking (e-banking), serta program-program menarik untuk mendorong nasabah menyimpan dana mereka di tabungan.
Bank juga akan lebih memanfaatkan Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk menjaga likuiditas. Bank tidak akan menaikkan suku bunga bila BI rate dan LPS rate tetap stabil.
Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, bilang, tahun 2013 adalah periode yang berat bagi perbankan. Dengan stabilnya suku bunga simpanan, manajemen Bank Mandiri hanya menargetkan pertumbuhan DPK tahun ini sebesar 15%-17%. BI mencatat, Bank Mandiri mengantongi DPK Rp 389,49 triliun per Oktober 2012, tumbuh 13,31% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Namun, Toni Sutirto, Direktur Konsumen Bank Rakyat Indonesia (BRI) berpendapat lain. Menurutnya, simpanan masyarakat masih bisa tumbuh tinggi sejajar dengan penyaluran kredit, yakni sebesar 20%.
Alasannya, sejauh ini Toni belum melihat tren penurunan minat menabung di masyarakat. Masyarakat masih gemar menabung meskipun suku bunga simpanan rendah. BI mencatat, BRI mengelola simpanan masyarakat sebesar Rp 384,44 triliun per Oktober 2012, tumbuh 21,22% dari setahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News