kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bunga bank habis terkikis inflasi


Senin, 17 Desember 2012 / 10:37 WIB
Bunga bank habis terkikis inflasi
ILUSTRASI. Direksi PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) saat paparan publik virtual yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Inilah fenomena unik yang terjadi di industri perbankan Indonesia. Meski bunga simpanan terus menurun, minat orang menyimpan dana di perbankan tetap saja tidak terbendung.   

Bank Indonesia (BI) mencatat, per Oktober 2012, tingkat bunga simpanan perbankan turun 60 basis poin (bps) sampai 150 bps dalam waktu satu tahun (year on year). Penurunan bunga terjadi pada semua jenis simpanan. Bunga giro turun sekitar 30 bps, tabungan 60 bps, dan deposito tenor 1 bulan - 12 bulan turun mulai 80 bps hingga 150 bps.

Penyusutan bunga dana terjadi di semua kelompok bank. Bank BUMN misalnya, memangkas bunga giro menjadi 1,92%, tabungan 1,55% dan deposito mulai dari 5,15% sampai 5,99%. (lihat tabel). Padahal, dengan inflasi tahunan per Oktober mencapai 4,61%, bunga simpanan tak mampu mengejar kenaikan inflasi. Apalagi, simpanan nasabah juga harus terpotong biaya administrasi serta pajak 20% bagi deposan.

Meski begitu, minat masyarakat menabung tampaknya masih tetap besar. Buktinya, dalam waktu yang sama, dana pihak ketiga bank (DPK)  justru tumbuh 18%, menjadi Rp 3.070 triliun. Lantaran itu pula, bank-bank leluasa memotong suku bunga simpanan.

Di Bank Rakyat Indonesia, sampai September 2012,  DPK bank BUMN ini naik 20%. Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ali, mengatakan, dana murah tumbuh paling besar.  Tabungan meningkat 22,9% giro naik 25,1%. Adapun dana mahal, atau deposito naik 16,9%. "Dengan lonjakan dana murah, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) terjaga di kisaran 80%-90%," katanya, Minggu (16/12).

Namun, menurut Direktur Konsumer Bank Negara Indonesia (BNI) Darmadi Sutanto,  penurunan bunga terjadi lantaran  komposisi giro dan tabungan yang membesar. Hal ini  yang membuat rata-rata bunga simpanan perbankan tampak menurun.

Saat ini, hampir semua bank meningkatkan tabungan dan giro agar penyaluran kreditnya lebih kompetitif. Tren ini berlangsung di kelompok bank menengah. Mereka rajin menawarkan produk tabungan berhadiah langsung. "Jadi sebenarnya bunga deposito tak turun. Karena dana murah lebih banyak, bunga simpanan tampak menurun," kata dia.

Wakil Presiden Direktur Panin Bank Chandra Gunawan bilang, bunga simpanan tinggi tak melulu jadi pilihan nasabah. Untuk menarik nasabah, bank-bank menyiapkan strategi , mulai mendekati nasabah personal dengan mendatangkan artis asing, menawarkan fasilitas tambahan serta hadiah langsung.   

Direktur Utama BPD DKI Jakarta Eko Budiyono, menuturkan, bunga dana memang agak turun karena bank-bank berusaha meningkatkan dana murah. Namun, belakangan likuiditas bank agak mengetat. Walhasil, bunga dana tendesinya juga akan mengetat. 

Ia yakin, faktor persaingan yang kuat juga akan mendorong bank menurunkan bunga kredit. Menurunnya cost of fund juga akan berdampak pada turunnya bunga kredit. Tapi, "Faktor risiko juga menentukan harga kredit," ujar  dia.                                      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×