kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Bunga Tinggi Bikin UMKM Enggan Ajukan Kredit


Kamis, 15 Mei 2025 / 18:30 WIB
Bunga Tinggi Bikin UMKM Enggan Ajukan Kredit
ILUSTRASI. Saat pemerintah berjuang menggenjot sektor UMKM, nyatanya pertumbuhan kredit ke sektor bisnis wong cilik ini justru kian loyo.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat pemerintah berjuang menggenjot sektor UMKM, nyatanya pertumbuhan kredit ke sektor bisnis wong cilik ini justru kian loyo. Salah satu penyebab yang membuat kredit UMKM itu lambat adalah bunga yang tinggi.

Sebagai informasi, penyaluran kredit UMKM pada Maret 2025 hanya tumbuh 1,7% secara tahunan alias year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut melanjutkan tren perlambatan, di mana pada bulan sebelumnya juga hanya tumbuh 2,1% YoY.

Mengutip riset Striving to Thrive yang membahas terkait kondisi UMKM di Indonesia tahun 2024/2025, alasan bunga tinggi memang bukan yang terata karena hanya sekitar 16%. Di mana, alasan teratas adalah UMKM mengaku tidak butuh mengajukan kredit atau sebanyak 50% responden.

Kondisi gender pun nyatanya juga turut mempengaruhi UMKM dalam mengakses kredit. Ambil contoh, 29% usaha yang dipimpin oleh perempuan melaporkan bahwa tingginya suku bunga menjadi tantangan saat mengakses pinjaman. Ini lebih tinggi dibandingkan 25% usaha yang dipimpin oleh laki-laki.

Baca Juga: Kian Digemari, Bisnis Paylater Bank Terus Merekah

Alhasil, riset tersebut juga menyoroti perlunya pelonggaran regulasi dan kriteria agar lebih banyak wirausahawan. Dorongan atas pelonggaran tersebut menjadi lebih penting karena rendahnya kredit UMKM saat ini.

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN Maliki bilang meskipun persentasenya kecil, alasan bunga tinggi dan tidak ada agunan memang perlu menjadi perhatian. Sebab, menurutnya itu bisa didorong oleh pemerintah.

“Relatif masalah ini masih bisa diintervensi ke depan dengan program-program yang ada,” ujar Maliki, Kamis (15/5).

Lebih lanjut, Maliki mengungkapkan urgensinya masalah ini sebab UMKM memainkan peran yang signifikan dalam perekonomian nasional. Terlebih, UMKM bisa menciptakan supply chain yang lebih kuat.

Dalam hal ini, ia bilang permodalan memang menjadi sesuatu yang perlu dipikirkan untuk sektor UMKM. Alasannya, modal bisa jadi penghambat utama bagi UMKM untuk melakukan ekspansi pasar. 

“Apalagi jika modal yang minim ditambah dengan pengetahuan yang minim terkait pasar,” tandasnya.

Baca Juga: Pembiayaan Capai Rp 7,4 Triliun, Ini Cara Ajukan Kredit Mikro UMKM Bank Sampoerna

Selanjutnya: Evaluasi IA-CEPA, Indonesia Berpotensi Menambah Impor Lithium dari Australia

Menarik Dibaca: 4 Manfaat Pijat untuk Kesehatan Mental, Bantu Cegah Penyebab Depresi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×