Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Fasilitas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham di tengah pasar yang berfluktuatif tampaknya mendapat respons positif emiten. Di sektor perbankan, salah satu emiten yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut adalah Bank Pan Indonesia (Panin).
Dalam keterangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rostian Sjamsudi, Direktur Bank Panin, mengatakan akan melakukan buyback saham pada 4 September hingga 3 Desember 2013. Jumlah saham yang akan dibeli kembali sebanyak 214 juta hingga 300 juta saham. Harga pembelian saham antara Rp 500- Rp 700 per saham.
Rostian mengatakan, langkah pembelian kembali ini untuk menstabilkan harga saham dari kondisi pasar yang fluktuatif. Ia berharap, aksi tersebut dapat menjaga harga saham pada level yang baik. Sehingga, laba per saham Bank Panin akan naik dari Rp 80,95 per saham menjadi Rp 81,42 per saham.
Dalam aksi tersebut, Bank Panin mengalokasikan dana sebesar Rp 150 miliar. Jumlah itu setara dengan 0,1% dari total aset Bank Panin. Alhasil, aksi buyback ini berporensi menurunkan ekuitas perusahaan sebesar Rp 150 miliar.
Dampaknya, kata Rostian, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Panin diperkirakan akan menurun sebesar 0,12%. Dengan menggunakan asumsi per Juni 2013, CAR Bank Panin setelah aksi buyback akan berada di level 16,72%.
Meski CAR menurun, Rostian optimistis, buyback saham tidak akan mempengaruhi pembiayaan kegiatan usaha Bank Panin. Sebab, Bank Panin memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk menjalankan kegiatan operasional.
Di sisi lain, pendapatan perusahaan juga tidak akan terpengaruh. "Buyback saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan," ujar Rostian.
Asal tahu saja, jumlah aset Bank Panin per Juni 2013 mencapai
Rp 152,71 triliun. Pada periode itu, laba bersih Bank Panin mencapai Rp 1,28 triliun. Sementara nilai kas dan setara kas sebesar Rp 21,91 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News