Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki kriteria dalam menetapkan jabatan sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru pengganti Darmin Nasution.
"Yang penting adalah komitmen dan visi," ujar Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis di Gedung DPR, Selasa, (19/2).
Ia menilai, visi dari Gubernur BI terpilih yaitu harus mampu mengendalikan inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. "Itu kunci pokoknya," tandas Harry.
Selain itu, orang nomor satu di bank sentral itu juga harus memiliki komitmen untuk membuat bank domestik mampu menguasai industri perbankan. Termasuk di dalamnya adalah isu resiprokal, serta pemberdayaan bankir nasional.
"Supaya bankir kita tidak hanya jago kandang saja, tapi dihargai mahal di luar negeri," ujarnya.
Namun karena di tahun 2014 fungsi mikro prudensial bank akan beralih dari BI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka yang terpenting adalah 3 hal tersebut yaitu mampu mengendalikan inflasi, suku bunga, dan nilai tukar.
Harry menilai, bahwa latar belakang calon Gubernur BI tidak terlalu penting. Apakah dari BI, pemerintah, bankir BUMN maupun swasta, atau akademisi. "Meskipun background tentu akan mempengaruhi kebijakan," sebut Harry.
Pada 22 Mei nanti, masa jabatan Darmin Nasution habis. Setelah presiden mengirimkan nama calon Gubernur BI, hal ini akan dibahas di Paripurna. Lalu dibawa ke Badan Musyawarah. Dari situ, barulah diputuskan di Komisi XI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News