kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini rapor kinerja Darmin Nasution versi DPR


Selasa, 19 Februari 2013 / 11:36 WIB
Ini rapor kinerja Darmin Nasution versi DPR
ILUSTRASI. Kafe atau restoran termasuk salah satu tempat yang meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki penilaian terhadap kinerja Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution. Hasil rapor tersebut menurut Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis ada nilai positif dan ada juga yang negatif.

Berikut rapor positif alias rapor hijau Darmin Naustion yang disampaikan oleh Harry Azhar:

Pertama, ada semangat untuk program men-domestik-an  perbankan. "Ini baru dilakukan oleh Darmin dibanding gubernur-gubernur sebelumnya," ujar Harry di Gedung DPR, Senin, (19/2).

Kedua, rencana Darmin untuk menguatkan peran perbankan nasional di luar negeri. Harry mengaku, bahwa Ia mendengar Dewan Gubernur BI terus melobi bank-bank sentral di luar negeri dalam rangka isu resiprokal.

"Walaupun tampaknya tidak terlalu berhasil, tetapi ada perubahan sikap dari bank-bank sentral di luar negeri," kata Harry.

Ketiga adalah, mengenai persinggungan fungsi intermediasi dan hubungannya dengan sektor riil. Harry berpendapat ini cukup bergema dalam kepemimpinan Darmin. Terlebih lagi, adanya Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang mengatur minimum porsi 20% untuk UMKM.

Namun begitu, program ini memiliki masalah, karena ada beberapa bank yang fokus bisnisnya bukan pada UMKM. Lalu, ada juga isu financial inclusion dari branchless banking yang baru muncul namun sudah cukup mencuat.

Selain penilaian positif tersebut, Harry juga membeberkan rapor merah Darmin. Yaitu, kemampuan Darmin dalam mengatasi masalah inflasi. Ia melihat, BI sedikit berhasil dari segi institusional, yakni dalam framework dan desain yang relatif baik.

Namun, inflasi memang rentan pada sumber lain atau administer price, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM). Per Desember 2012, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) year on year (yoy) berada di posisi 4,3%.

Kemudian, yang dinilai Harry belum baik dalam kepemimpinan Darmin adalah, mengenai nilai tukar dan suku bunga. "Nilai tukar yang paling tidak oke," jelas Harry. Bulan lalu, Rupiah sempat melemah hingga ke posisi Rp 9.800.

Pada pemilihan Gubernur BI beberapa bulan mendatang, DPR berharap nantinya gubernur BI yang tetap memiliki semangat dan perhatian untuk perbankan domestik yang tetap berkuasa di negeri sendiri.

Selain itu, harus ada akses rakyat kecil yang semakin besar terhadap dunia perbankan semakin besar. "Gubernur BI yang akan datang harus menggenjot itu," tandas Harry.

Per 22 Mei nanti, masa jabatan Darmin Nasution akan habis. Presiden akan mengirimkan nama calon Gubernur BI untuk dipilih oleh DPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×