kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

CAR BI pun terus melorot


Rabu, 13 Oktober 2010 / 06:00 WIB
CAR BI pun terus melorot
ILUSTRASI. Bawang putih


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Terus membanjirnya ekses likuiditas di sistem keuangan diperkirakan akan menekan neraca bank sentral. Pasalnya, ongkos moneter yang harus dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) akan kian membengkak. Indikasinya sudah mulai terlihat dari terus menurunnya rasio modal BI saat ini.

Sumber KONTAN yang tahu persis mengenai pengelolaan moneter dan neraca BI menuturkan, posisi rasio modal BI saat ini di bawah 8%, namun masih di atas 5%. Artinya, rasio ini turun bila dibandingkan posisi Mei 2010 lalu yang masih sebesar 8,8%. Namun, BI mengaku masih tenang-tenang saja dengan fakta ini. "Rasio di atas 5% dengan batas atas 8% itu masih oke," katanya kepada KONTAN, Selasa petang (12/10).

Memang, bila merunut UU yang berlaku, batas kritis rasio modal BI adalah 3%. Jika rasio modal bank sentral anjlok di bawah angka psikologis tersebut, maka BI berhak mendapatkan suntikan modal tambahan dari pemerintah yang diambilkan melalui APBN. Namun, bila masih di atas angka tersebut, maka status neraca BI masih aman.

Sumber BI tersebut menuturkan, pada dasarnya defisit yang terjadi di neraca bank sentral bukanlah sesuatu yang perlu untuk terlalu dikhawatirkan. "Banyak bank sentral lain yang posisi neracanya juga defisit, seperti Korea Selatan, Brazil, dan Polandia. Penyebabnya sama, karena beban menjaga stabilitas harga," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×