kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Cegah Penipuan Siber, Jangan Bagikan Kode OTP kepada Siapa Pun


Minggu, 22 Juni 2025 / 17:04 WIB
Cegah Penipuan Siber, Jangan Bagikan Kode OTP kepada Siapa Pun
ILUSTRASI. Pengunjung bertransaksi QRIS dengan aplikasi wondr by BNI pada gelaran wondrful Indonesia Comic Con 2024 di Jakarta Convention Center (10/11/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Perkembangan teknologi digital telah merevolusi industri perbankan. Dari layanan mobile banking hingga transaksi nontunai, kemudahan ini mendorong efisiensi dan kenyamanan bagi nasabah. Namun, di balik kemajuan itu, muncul tantangan besar, yakni menjaga keamanan transaksi di tengah meningkatnya ancaman siber.

Oleh karena itu, diperlukan upaya aktif perbankan untuk konsisten mengedukasi nasabahnya untuk mengantisipasi peningkatan ancataman kejahatan siber tersebut. 

Hal itu yang terus dilakukan Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Bank pelat merah ini selalu mengingatkan nasabah untuk tidak sembarangan membagikan data pribadi, terutama kode One-Time Password (OTP), kepada siapa pun.

Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa BNI tidak pernah meminta OTP, PIN, atau password melalui telepon, SMS, maupun media sosial. "Jika ada yang mengaku dari BNI dan meminta data sensitif, segera verifikasi lewat saluran resmi," kata Okki salam keterangannya, Minggu (22/6).

Baca Juga: BNI Perkuat Ekosistem Keuangan Digital Kampus

Okki menjelaskan, modus penipuan semakin beragam, mulai dari SMS palsu, akun media sosial tiruan, call center fiktif, hingga penggunaan fake BTS untuk mengirim SMS langsung berisi tautan berbahaya. Pelaku kerap menyamar sebagai petugas bank, e-commerce, atau lembaga pemerintah untuk memancing korban menyerahkan informasi pribadi.

BNI juga mengingatkan soal praktik card trapping di ATM, yakni saat pelaku memodifikasi slot kartu agar tertahan, lalu berpura-pura membantu dan mengarahkan korban menghubungi call center palsu untuk menggali PIN atau data lainnya.

Masyarakat diimbau selalu berhati-hati dan hanya menggunakan kanal resmi BNI. Sebagai bentuk komitmen perlindungan konsumen, BNI memperkuat Divisi Customer Experience Center (CXC) sebagai garda depan dalam menjaga keamanan data, privasi nasabah, serta memberi layanan informasi dan edukasi.

Baca Juga: BNI Jalankan Strategi Efisiensi dan Penguatan Dana Murah untuk Jaga Profitabilitas

“Dengan kesadaran bersama, kita bisa menciptakan ekosistem keuangan yang aman. Jika menemukan indikasi penipuan, segera hubungi BNI Call di 1500046.” tutup Okki.

Selanjutnya: Geopolitik Makin Panas, Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (23/6)

Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×