kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.444   90,00   0,55%
  • IDX 6.969   -139,15   -1,96%
  • KOMPAS100 1.011   -24,78   -2,39%
  • LQ45 775   -17,94   -2,26%
  • ISSI 227   -4,16   -1,80%
  • IDX30 402   -10,37   -2,52%
  • IDXHIDIV20 472   -11,39   -2,36%
  • IDX80 114   -2,57   -2,21%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,94   -2,22%

BNI Jalankan Strategi Efisiensi dan Penguatan Dana Murah untuk Jaga Profitabilitas


Kamis, 19 Juni 2025 / 16:00 WIB
BNI Jalankan Strategi Efisiensi dan Penguatan Dana Murah untuk Jaga Profitabilitas
ILUSTRASI. Teller menerima mata uang asing di Kantor Cabang Bank Negara Indonesia (BNI), Jakarta, Jumat (23/5/2025). Dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) perbankan mengalami kenaikan pertumbuhan di tengah tekanan pada nilai tukar rupiah. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan valas tumbuh 10,5% secara tahunan per Maret 2025. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi perbankan meraup untung besar di tahun ini berpotensi minim di tengah tantangan yang membayangi. Oleh karenanya, berbagai strategi dilakukan bank untuk menjaga profitabilitas, meskipun pertumbuhannya berpotensi kecil atau bahkan stagnan.

Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga profitabilitas yang berkelanjutan. Maklum, BNI bahkan mencatat laba selama empat bulan 2024 tercatat stagnan secara tahunan dengan laba senilai Rp 6,9 triliun.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo bilang pihaknya secara proaktif menjalankan efisiensi terhadap cost of fund (CoF) dengan tetap fokus menghimpun dana berbasis transaksi. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas layanan di berbagai kanal digital milik BNI yang terus dikembangkan.

Upaya tersebut mulai tercermin dari rincian Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI. Simpanan BNI dalam bentuk deposito menyusut 7% YoY. Sementara dana murah BNI seperti tabungan dan giro tumbuh 1% YoY.

Baca Juga: Penjualan SR022 Bank Negara Indonesia (BNI) Telah Mencapai Target

Hanya saja, secara keseluruhan, DPK BNI tercatat turun sekitar 1% YoY. Nilainya dari Rp 819 triliun pada posisi April 2024, turun menjadi Rp 812 triliun di April 2025.

“Kami juga tetap fokus meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan pricing yang kompetitif dan menjaga kualitas aset. Dengan demikian, yield dari penyaluran kredit dapat tetap optimal,” jelas Okki dalam keterangan resminya, Kamis (19/6).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan digitalisasi turut memberi dampak positif terhadap efisiensi operasional dan pendapatan non-bunga. Dalam hal ini, BNI mendorong pemanfaatan platform digital seperti Wondr by BNI dan BNIdirect sebagai kanal utama untuk transaksi keuangan sehari-hari.

Okki menjelaskan langkah bank berlogo 46 ini sekaligus merespons data OJK yang mencatat turunnya Net Interest Margin (NIM) industri perbankan ke level 4,45% per April 2025. Di mana, itu disebabkan oleh ketatnya likuiditas, persaingan dana, serta kompetisi dengan instrumen investasi lain.

Baca Juga: BNI Dorong UMKM Tembus Pasar Global Lewat SFH 2025 di Korea Selatan

 Di sisi lain, meskipun suku bunga acuan BI mulai turun, ia menegaskan transmisi ke suku bunga dana dan kredit belum cepat terjadi. Alhasil, biaya dana tetap tinggi dan menjaga profitabilitas menjadi tantangan tersendiri.

Dengan kombinasi strategi efisiensi, digitalisasi, dan fokus pada dana murah, BNI berharap NIM dapat terjaga hingga akhir tahun. 

“Langkah ini sekaligus mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi tantangan industri dan memperkuat fondasi pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan,” tandasnya.

Baca Juga: BNI Telah Salurkan Kredit Hijau Rp 73,5 Triliun Hingga Mei 2025

Selanjutnya: Pertamina EP Catatkan Laba US$ 483 Juta Sepanjang 2024, Naik 125%

Menarik Dibaca: Inovasi Anak Muda Ubah Tantangan Iklim Jadi Peluang di Lahan Pertanian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×