Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memproyeksi beban bunga akan banyak mempengaruhi profitabilitas bank di kuartal III-2018.
Hal ini seiring dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan bunga acuan BI 7 day reverse repo rate sebesar 150 basis poin (bps) ke level 5,75%. “Perbankan harus siap untuk kembali masuk era suku bunga tinggi,” kata Wan Razly, Direktur Strategy and Finance Bank CIMB Niaga kepada kontan.co.id, Senin (1/10).
Menurut Wan, perbankan butuh waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi saat ini sebagai imbas dari ekonomi global.
Ke depan, CIMB Niaga akan terus fokus pada peningkatan dana murah atau CASA melalui digitalisasi perbankan konsumer dan UKM. Hal ini guna menekan beban bunga, melanjutkan momentum positif dari bisnis unit usaha syariah, serta selektif meningkatkan penyaluran kredit di bidang infrastruktur.
Diharapkan implementasi dari strategi tersebut dapat mendorong pertumbuhan laba CIMB Niaga pada tahun ini.
Sebagai gambaran saja, sampai Agustus 2018, laba bersih Bank CIMB Niaga Rp 2,09 triliun naik 14,22% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan ini disebabkan karena penurunan biaya operasional selain bunga bersih 13,7% yoy.
Selain itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) bank juga turun 6,8% yoy. Dari sisi fungsi intermediasi, sampai Agustus 2018, pertumbuhan kredit Bank CIMB Niaga turun tipis 0,98% menjadi Rp 157 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News