kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CIMB Niaga tangkal penurunan bisnis kartu kredit


Senin, 15 September 2014 / 19:53 WIB
CIMB Niaga tangkal penurunan bisnis kartu kredit
ILUSTRASI. ANTARA FOTO


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meski terhadang aturan pembatasan kepemilikan kartu kredit yang dirilis Bank Indonesia (BI), perbankan tetap percaya diri mematok target optimistis di bisnis kartu kredit.

Revisi Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), diantaranya adalah mengenai calon pemegang kartu yang pendapatan per bulannya kurang dari Rp 10 juta dikenakan pembatasan plafon serta pembatasan perolehan kartu kredit maksimum dari 2 penerbit.

Menanggapi aturan ini, tentu terdapat potensial loss dari nasabah pemegang kartu kredit lebih dari 2 penerbit namun pendapatannya kurang dari Rp 10 juta. Bambang Karsono Adi, Head of Cards & Merchant Business Consumer Banking CIMB Niaga menyebutkan, pihaknya telah menghitung adanya potensi koreksi pemilikan kartu kredit dari aturan ini, sebanyak 30.000 kartu.

Namun bank dengan kode saham BNGA ini optimis, potensi koreksi ini akan minim terjadi, lantaran CIMB Niaga tidak mengenakan annual fee untuk penerbitan kartu kreditnya.

"Sekarang sudah adjustment (penyesuaian) atas aturan ini, untuk aplikasi kartu kredit baru. Nah untuk yang existing, harus memilih karena maksimal hanya boleh memiliki 2 kartu kredit dari dua penerbit. Kemarin kami hitung-hitung ada 30.000 kartu yang seperti ini, tapi saya yakin mereka akan pilih CIMB Niaga karena tidak bayar annual fee," jelas Bambang di Jakarta, Senin (15/9).

Bambang bilang, tidak dipungutnya biaya untuk annual fee bagi pemilik kartu kredit CIMB Niaga menjadi strategi jitu pemasaran. Ia menambahkan, sampai akhir tahun, perseroan juga optimis mampu membukukan pertumbuhan 20% untuk volume kartu kredit.

"Minimum tumbuh 15%, tapi saya yakin bisa 20% secara volume untuk tahun ini," ucapnya.

Lebih lanjut Bambang menyebutkan, secara transaksi, bisnis kartu kredit tahun ini meningkat. Setiap bulannya, CIMB Niaga mampu mengantongi transaksi kartu kredit sampai dengan Rp 1,5 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, dimana transaksi kartu kredit hanya sebesar Rp 1,1 triliun - Rp 1,25 triliun.

"Untuk tahun ini, transaksi juga diperkirakan tumbuh 20%, karena kemarin liburan Idul Fitri dan liburan sekolah jadi satu. Dorongan pertumbuhan dari transaksi di luar negeri juga ada, karena dengan kurs dulu US$ 1 sebesar Rp 10.000, sekarang US$ 1 jadi Rp 11.700. Itu sudah naik sekitar 17%. Mungkin jumlah transaksinya sama, tapi terpengaruh nilai tukar," kata Bambang.

Bambang menyebutkan, untuk kredit bermasalah pada sektor kartu kredit pun terbilang rendah. Hal ini terlihat dari rasio NPL untuk kartu kredit CIMB Niaga per Juni adalah sebesar 1,24%. Sampai akhir tahun mendatang, perseroan akan menjaga NPL untuk kartu kredit di kisaran 1,3%.

"Benchmark yang dilakukan di CIMB Niaga, sampai akhir tahun 1,3%. Untuk industri keseluruhan 1,5%. Jadi untuk kartu kredit tidak ada, tetap stabil," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×