kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Clipan Finance Catatkan Tingkat NPF Sebesar 1,95% per Maret 2025


Senin, 14 April 2025 / 17:59 WIB
Clipan Finance Catatkan Tingkat NPF Sebesar 1,95% per Maret 2025
ILUSTRASI. PT Clipan Finance Indonesia (CFIN) menyatakan tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) masih terjaga per Maret 2025.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Clipan Finance Indonesia (CFIN) menyatakan tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) masih terjaga per Maret 2025. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan tingkat NPF tercatat sebesar 1,95% per Maret 2025. 

Jika dilihat dari data terbaru yang disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, angka NPF Clipan Finance tersebut masih di bawah rata-rata NPF industri multifinance yang sebesar 2,87%.

"Meskipun demikian, NPF perusahaan yang sebesar 1,95% per Maret 2025 tercatat mengalami kenaikan, jika dibandingkan posisi Maret 2024," ujarnya kepada Kontan, Senin (14/4).

Untuk menekan angka NPF agar tak membengkak ke depannya, Harjanto mengatakan pihaknya akan menyeleksi kualitas calon debitur secara selektif, dengan melakukan mitigasi risiko sesuai kompleksitas bisnis perusahaan.

Baca Juga: OJK Proyeksikan Piutang Pembiayaan Syariah Tumbuh Dobel Digit, Ini Kata MUF

Dia tak memungkiri bahwa adanya pelemahan daya beli dan fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) berpotensi memengaruhi NPF perusahaan. Hal itu tentunya menjadi tantangan yang perlu dihadapi.

Sementara itu, Clipan Finance mencatakan piutang pembiayaan per Maret 2025 sebesar Rp 9,18 triliun. Nilai itu tercatat menurun 2,51%, jika dibandingkan posisi Maret 2024. 

"Hal itu disebabkan karena menurunnya pembiayaan baru," kata Harjanto.

Di sisi lain, Harjanto juga turut angkat bicara terkait proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebut piutang pembiayaan multifinance diperkirakan menyentuh angka pertumbuhan 8%-10% pada tahun ini. Untuk mencapai angka proyeksi tersebut, dia bilang tentunya dibutuhkan sinergi kebijakan dengan berbagai pihak baik pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.

Sebagai informasi, OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 507,02 triliun per Februari 2025. Nilai piutang pembiayaan per Februari 2025 tumbuh 5,92% secara Year on Year (YoY). 

Baca Juga: Ekonomi Tak Pasti, Multifinance Tingkatkan Efisiensi

Selanjutnya: Xi Jinping Perkuat Hubungan Dagang dengan Vietnam di Tengah Ketegangan Tarif AS

Menarik Dibaca: KAI Amankan 1.083 Barang Tertinggal Selama Lebaran, Total Nilai Rp 1,28 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×