Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Commonwealth Bank Indonesia berusaha menggenjot pendanaan melalui penerbitan surat utang medium term notes (MTN) dan negotiable certificate of deposit (NCD). Tujuannya adalah menghindari ketergantungan pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber pendanaan bagi perbankan.
Liliawati Gunawan, Executive Vice President sekaligus Chief of Global Markets Commonwealth Bank Indonesia mengatakan, rasio intermediasi atau loan deposit ratio (LDR) anak usaha dari Commonwealth Bank asal Australia ini sempat naik dari 89,5% pada April 2013 menjadi 97,7% pada April 2014. “Namun LDR berhasil kami turunkan dari 106,8% di bulan Juni 2013 menjadi 102,1% pada Juni 2014,” katanya kepada KONTAN, Jumat (11/7) lalu.
Liliawati mengklaim, kondisi Commonwealth Bank kini baik dan tidak mengalami pengetatan likuiditas meski posisi LDR jauh di atas 92%. Cara untuk mengerem laju LDR tapi tetap bisa menyalurkan kredit adalah aktif menerbitkan surat utang seperti NCD dan MTN. “Sejauh ini kami mengatasi kebutuhan dana untuk meningkatkan kredit adalah menerbitkan NCD dan MTN sebesar kurang lebih Rp 800 miliar," katanya.
Meski aktif menerbitkan MTN dan NCD, Liliawati mengaku tetap berusaha menjaga tingkat pertumbuhan DPK. Hingga semester I-2014, pertumbuhan DPK mencapai 30,9% year on year (yoy), lebih besar dari pertumbuhan kredit yang sebanyak 25,1%. Sekadar tambahan informasi, pada semester I-2014 Commonwealth Bank memperoleh tambahan modal Rp 2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News