Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mencatatkan total dana kelolaan program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) mengalami pertumbuhan hingga Desember 2024.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menyebutkan, hingga Desember 2024, total dana kelolaan JHT mencapai sejumlah Rp 489,2 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 8,13% secara year on year (YoY).
Sedangkan untuk total dana investasi program JP yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan, Oni bilang, sampai dengan akhir Desember 2024 mencapai Rp 189,2 triliun. Angka ini naik sebesar 19,1% (yoy).
Baca Juga: Dana Kelolaan Jaminan Pensiun BP Jamsostek Capai Rp 186,05 Triliun per November 2024
Dengan begitu, Oni menilai bahwa dana kelolaan kedua program tersebut untuk tahun 2025, masih akan ditempatkan secara mayoritas pada Surat Utang Negara (SUN) sebagaimana dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minimal 50% untuk Dana Jaminan Sosial.
Lelbih lanjut, dia menerangkan, strategi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk penempatan investasi tersebut, dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif.
“Sedangkan dalam mengelola portofolio investasi untuk program JHT dan JP kami tetap akan menerapkan strategi Liability Driven Investing, yakni mengutamakan ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memastikan pemenuhan liabilitas, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Oni kepada Kontan, Senin (13/1).
Baca Juga: Hasil Investasi BP Jamsostek Tumbuh 8,44% Jadi Rp 38,45 Triliun di Kuartal III-2024
Selain itu, Oni mengatakan strategi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan pengelolaan investasi yang dilakukan secara aktif dan dinamis (Dynamic Asset Allocation), menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai dengan tingkat return yang attractive dan peluang return di masa depan.
“Untuk itu kami akan menyesuaikan alokasi aset ke instrumen yang memberikan imbal hasil yang lebih optimal namun tetap memperhatikan kondisi likuiditas, solvabilitas, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik (good governance),” imbuhnya.
Di sisi lain, Oni juga mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi di tahun 2025 adalah meningkatnya ketidakpastian ekonomi yang bersumber dari risiko geopolitik global, lambatnya penurunan tingkat suku bunga global, dan beberapa faktor lainnya.
Baca Juga: Mengenal Program Tabungan Hari Tua yang Dikelola Taspen
Ia menilai, hal tersebut dapat memicu pasar modal dan sektor keuangan domestik bergerak volatile. Meskipun demikian, Oni menegaskan pihaknya tetap berupaya maksimal untuk melakukan mitigasi-mitigasi yang diperlukan.
“Sehingga kami berkeyakinan portofolio dana investasi yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2025 ini, terutama untuk Program JHT dan JP dapat menghasilkan kinerja yang stabil atau bahkan lebih baik dari tahun lalu,” tandasnya.
Selanjutnya: Harga Emas Spot Turun ke US$2.677,13 Senin (13/1), Setelah Data Ketenagakerjaan AS
Menarik Dibaca: Baik untuk Diabetes, Ini 9 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
