Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PertaLife (DPLK PertaLife) mengungkapkan bahwa saat ini Surat Berharga Negara (SBN) merupakan instrumen investasi dominan dalam portofolionya.
Pengurus Business & Quality Assurance DPLK Pertalife, Deny Kuriniawan mengatakan, per Januari 2025, DPLK PertaLife telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengoptimalkan hasil dari dana yang dikelola dengan menempatkan sebagian besar portofolionya pada instrumen Fixed Income Fund, termasuk SBN.
“Instrumen Fixed Income Fund kini menjadi yang paling dominan, sekitar 66% atau mencapai Rp 3,8 triliun dari total aset dana kelola DPLK PertaLife yang mencapai Rp 5,9 triliun, di mana porsi pada SBN paling mendominasi sebesar 44% dari total portofolio,” jelas Deny kepada Kontan, Rabu (12/3).
Deny menerangkan alasan instrumen investasi SBN paling mendominasi dalam portofolio DPLK Pertalife karena instrumen ini sangat aman dan diterbitkan oleh pemerintah, sehingga dapat diandalkan untuk melindungi nilai dana pensiun peserta dalam jangka panjang.
Baca Juga: Dapen PertaLife Targetkan Pertumbuhan Pendapatan dan Pembayaran Manfaat pada 2025
Selanjutnya, Deny menyebutkan terdapat instrumen Deposito yang memakan porsi sebesar 32% dari total portofolio DPLK PertaLife. Ia menerangkan bahwa Deposito menawarkan likuiditas yang baik dan tingkat keamanan yang sangat tinggi.
Selain itu, ia mengatakan bahwa instrumen Deposito juga memberikan hasil yang stabil meskipun dengan tingkat pengembalian yang lebih rendah dibandingkan dengan instrumen lainnya, namun tetap menjadi pilihan yang aman untuk memastikan kestabilan dana pensiun dalam kondisi pasar yang fluktuatif.
Disusul instrumen Obligasi yang memakan porsi sebesar 17% dari total portofolio DPLK Pertalife. Ia menuturkan bahwa Obligasi masih banyak diminati karena menawarkan keseimbangan antara imbal hasil dan risiko. Obligasi menjadi instrumen yang ideal untuk menjaga stabilitas portofolio, karena memberikan pendapatan tetap yang relatif lebih terjamin.
“Kemudian ada instrumen Sukuk dan Reksadana yang memakan porsi sekitar 5% dari total portofolio DPLK Pertalife,” jelasnya.
Baca Juga: Dapen PertaLife Catat AUM Rp 5,941 Triliun Sepanjang 2024
Lebih jauh lagi, Deny mengatakan bahwa dengan porsi paling dominan sebesar 66% dalam Fixed Income Fund, mencerminkan strategi pengelolaan yang lebih konservatif dan berfokus pada keamanan jangka panjang bagi dana pensiun peserta.
“Memang lebih dari setengah portofolio kami ditempatkan dalam instrumen yang menawarkan pendapatan tetap seperti SBN, Obligasi, Sukuk, dan Reksadana, DPLK PertaLife berkomitmen untuk menjaga optimasi benefit atas dana yang dikelola,” ungkapnya.
Menurut dia, strategi peralihan investasi ke instrumen pendapatan tetap ini mencerminkan keputusan cermat DPLK PertaLife untuk mengoptimalkan pengelolaan dana demi memberikan nilai manfaat terbaik bagi peserta DPLK PertaLife.
“Jadi kami ke depannya tetap fokus pada instrumen yang menawarkan pendapatan tetap dan lebih terjamin, sekaligus meminimalisir risiko yang dapat muncul akibat fluktuasi pasar yang tidak dapat diprediksi,” tandasnya.
Baca Juga: Dapen PertaLife Targetkan AUM Capai Rp 8,9 Triliun pada 2025
Selanjutnya: Sepak Terjang Hendro Gondokusumo Membangun Kerajaan Properti dengan Bendera Intiland
Menarik Dibaca: Seimbangkan Bisnis dan Sosial, Y.O.U Luncurkan Kampanye Ramadan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News