Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tindak pencurian data nasabah perbankan sepertinya kembali marak terjadi. Pasalnya, berdasarkan sumber Kontan.co.id, terdapat korban yang mengaku data pribadi mereka yang ada di perbankan telah dimiliki oleh orang yang bukan petugas bank.
Salah satu korban yang tidak ingin disebutkan namanya bercerita bahwa data nasabah miliknya pada kartu kredit Bank BRI telah diketahui orang yang mengaku sebagai pegawai Bank BRI.
Menurutnya, kejadian ini terjadi pada awal bulan Februari 2018. Saat itu dia mendapatkan telfon dari orang yang mengaku sebagai pegawai Bank BRI dan diberi tahu bahwa pihaknya telah mendapatkan hadiah voucher senilai Rp 10 juta.
Kemudian oknum tersebut menyebutkan semua data rahasia korban dengan lengkap dan benar seperti nama lengkap, tanggal lahir dan nama ibu. Data tersebut merupakan data rahasia nasabah yang tidak boleh disebar luaskan.
“Saya mula curiga dan membantah semua verifikasi data dari penelepon, walaupun data tersebut benar,” ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (7/2).
Selang telfon pertama, muncul lagi telfon kedua yang mengaku sebagai supervisor penelefon pertama dan menggunakan modus yang sama dalam verifikasi data. Namun tetap ditolak karena korban curiga.
Kemudian pihaknya menelfon call center Bank BRI dan menceritakan kejadian tadi. Pihak BRI melalui call center menyatakan sebelumnya juga pernah ada kasus seperti ini dan disarankan untuk segera memblokir kartu kredit sebagai antisipasi.
Pun, korban kedua yang bernama Joe, menjelaskan pihaknya juga pernah mengalami modus yang sama di salah satu bank besar di Indonesia pada bulan Februari lalu. Data kartu kreditnya berhasil diketahui oleh orang yang mengaku petugas bank.
Dia mendapatkan telefon dari oknum yang mengaku pegawai bank dan memverifikasi semua data nasabah yang sifatnya rahasia tersebut. Kecurigaan muncul dan akhirnya oknum tersebut menutup sambungan telfon secara mendadak.
“Saya melapor kejadian ini ke call center dan langsung memblokir kartu kredit,” ungkap Joe saat dikonfirmasi oleh Kontan.co.id.
Menurut para korban tersebut, tidak seharusnya data nasabah yang sifatnya rahasia tersebut bisa bocor kepada pihak non bank. Risiko yang dapat timbul seperti penyalahgunaan indentitas ataupun pencurian transaksi kartu kredit dapat terjadi.
Pun, korban berharap ada tindak lanjut dari regulator atas terjadinya kasus ini. Diharapkan regulasi atau sistem verifikasi data nasabah dapat ditinjau kembali untuk keamanan dan penggunannya.
Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Senin (5/3), Bambang Tribaroto, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BRI mengatakan, bank tidak pernah memberikan data nasabah kepada siapapun melalui media apapun.
"Bank BRI tidak pernah meminta data rahasia nasabah seperti 3 digit angka di belakang kartu atau one time password melalui telepon, sms atau email," kata Bambang kepada kontan.co.id, Senin (5/3).
Kebocoran data nasabah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya melalui transaksi online, penggunaan kartu kredit saat melakukan transaksi di mesin EDC serta melalui social engineering.
Bambang bilang nasabah harus lebih berhati-hati dalam melakukan pendaftaran akun atau ketika bertransaksi pada situs e-commerce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News