kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di kala pandemi, milenial harus lebih cerdas dalam mengelola keuangan


Selasa, 23 Maret 2021 / 13:18 WIB
Di kala pandemi, milenial harus lebih cerdas dalam mengelola keuangan
ILUSTRASI. Tabungan uang rupiah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi generasi milenial untuk menata ulang dan mengevaluasi gaya hidup dan kondisi keuangannya. Untuk itu Kementerian Kominfo mengedukasi milenial tentang Perencanaan Keuangan Milenial di Masa Pandemi yang diadakan secara langsung dan disiarkan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. 

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo, Septriana Tangkary menyampaikan, bahwa generasi milenial dewasa ini sangat akrab dengan financial technology (fintech). Sebesar 66,38% lender berusia 19-34 tahun dan sebesar 67,19% borrower juga berusia 19-34 tahun. 

"Berdasarkan data yang ada, generasi milenial dengan usia 26-35 tahun lebih mendominasi pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Jadi tidak hanya pengeluaran yang konsumtif, tetapi generasi saat ini sudah memikirkan masa depan dengan melakukan konsumsi yang produktif", ujar Septry.

Baca Juga: Kembangkan IT, Askrindo anggarkan dana Rp 250 miliar

Koordinator Sub Direktorat Perekonomian I Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto memaparkan, bahwa  saat ini, kita semua sudah memasuki era masyarakat digital (digital society).  Era masyarakat digital adalah realitas hidup di abad 21 dimana manusia dalam berbagai sektor kehidupannya tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. 

"Pandemi Covid-19 mendorong kita semua untuk menerapkan budaya cashless. Berdasarkan data Bank Indonesia, selama bulan Desember saja nilai transaksi uang elektronik meningkat 30,44% dengan nilai transaksi digital mencapai Rp 2.775,5 triliun," ujarnya.

Sementara Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan OJK, Anugrah Sutejo mengatakan terdapat dua upaya OJK untuk melindungi konsumen dan masyarakat. Pertama melalui upaya preventif dengan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat, biaya, dan risiko layanan keuangan. Dan kedua melalui upaya kuratif dengan melakukan penanganan pengaduan dari masyarakat.

Selanjutnya District Manager LinkAja Bandung, Ida Pratita mengatakan Literasi keuangan penting untuk memberi pemahaman dalam mengelola keuangan. Selain itu, juga dapat membantu kita untuk mengambil keputusan untuk menabung dan berinvestasi untuk mencapai kesejahteraan finansial.

Baca Juga: Begini tanggapan pelaku usaha terkait aturan manajemen risiko TI sektor non bank

Di sisi lain, Chief Marketing Officer Finansialku.com, Mario Agustian Lasut memberikan tips perencanaan keuangan, yakni buat dan gunakan prioritas anggaran berdasarkan besaran nominal bukan dari persentase anggaran dan sesuaikan dengan kewajiban, kebutuhan dan keinginan. 

"Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bagaimana membedakannya? Mudahnya, keinginan kalau ditunda tidak ada dampak signifikan pada diri kita. Sedangkan kebutuhan kalau ditunda akan berdampak pada kehidupan sehari-hari," tutur dia dalam keterangannya, Selasa (23/3).
 
Kegiatan Webinar Pojok Literasi ini diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo diikuti 30 orang peserta yang hadir secara offline dan 200 peserta daring.

Selanjutnya: Begini upaya AFPI mendorong fintech jadi solusi keuangan di sektor produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×