Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai September 2021, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 605,9 triliun, atau naik 4,1% secara year on year (yoy).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan KPR. Kedua segmen ini masing-masing naik 7,1% yoy dan 6,5% yoy mencapai Rp 269,9 triliun dan Rp 95,1 triliun.
"Kredit korporasi itu lebih cepat membaik dibandingkan komersial SMI dari segi permintaan. Kenaikan plafon - plafon ini jauh lebih cepat meskipun sedikit-sedikit mulai meningkat," kata Jahja, Kamis (21/10).
Selain korporasi, KPR juga pulih. Hal ini berkat perpanjangan relaksasi pajak pada sektor properti dan otomotif yang turut menjaga daya beli masyarakat. Bersamaan dengan stimulus pemerintah, BCA menyelenggarakan KPR BCA ONLINEXPO dari 9 September hingga 10 Oktober, setelah sebelumnya digelar di sepanjang Juli 2021.
Baca Juga: Laba Bank BCA (BBCA) tembus Rp 23,2 triliun hingga kuartal III 2021
"KPR online menarik gairah nasabah. Bagaimana kita menawarkan KPR virtual sensasional. Rata - rata per bulan tahun 2021 bisa melebihi sebelum Covid-19," ungkapnya.
Pada awal Covid-19, KPR turun dari rata - rata Rp 2 triliun menjadi Rp 800 miliar per bulan. Namun melalui KPR EXPO, penyaluran KPR menyentuh angka Rp 15 triliun selama tiga bulan berjalan.
Pada periode yang sama, kredit komersial dan UKM mencatatkan rebound, naik 1,5% yoy menjadi Rp 185,4 triliun. Sementara itu, KKB turun 7,6% yoy menjadi Rp35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya.
Baca Juga: IHSG ditutup di zona merah, saham-saham ini yang banyak dijual asing
Saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2% yoy menjadi Rp13,9 triliun. Secara total, portofolio kredit konsumer juga berhasil membaik dengan kenaikan 2,1% yoy menjadi Rp 144,7 triliun.
“BCA senantiasa mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG), ditandai dengan komitmen penyaluran kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan yang naik 25,6% yoy menjadi Rp 143,1 triliun.
Ia menyebut, nilai ini berkontribusi 23,6% bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan, dan energi terbarukan.
Dari realisasi itu, ia optimistis penyaluran kredit tahun depan semakin baik seiring pemulihan ekonomi dan aktivitas bisnis di masyarakat. Hal ini turut mendorong peningkatan pendapatan per kapita. "Saya kira, tinggal tunggu waktu untuk mengembalikan posisi sebelum Covid-19," pungkasnya.
Selanjutnya: IHSG terkoreksi 0,06% ke 6.652 pada sesi I hari ini, asing borong saham BUMN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News