kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Digitalisasi marak, Bank Mandiri lihat transaksi non tunai di ATM mulai ditinggalkan


Senin, 09 Agustus 2021 / 15:11 WIB
Digitalisasi marak, Bank Mandiri lihat transaksi non tunai di ATM mulai ditinggalkan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di ATM./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/06/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pernah menjadi primadona nasabah lantaran bisa menggantikan fungsi teller bank untuk layanan penarikan uang. Selain itu, melalui mesin ATM, nasabah bisa melakukan transaksi non tunai seperti transfer dana hingga membayar tagihan. 

Namun, pandemi telah mendorong nasabah untuk melakukan transaksi secara daring. Nasabah pun semakin nyaman bertransaksi menggunakan layanan digital banking, imbasnya mesin ATM lebih banyak digunakan untuk melakukan transaksi tarik dan setor tunai.

Hal ini diamini oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang saat ini mengelola lebih dari 13.000 unit mesin ATM. Thomas Wahyudi Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri bilang strategi Bank Mandiri dalam pengembangan layanan ATM di tahun 2021 dengan melakukan optimalisasi layanan. Salah satunya dengan pemilihan lokasi ATM Bank Mandiri ke lokasi yang lebih dapat menjangkau nasabah dan masyarakat. 

“Sejalan dengan kondisi saat ini, pola transaksi nasabah selama masa pandemi secara tidak langsung mulai bergeser dari transaksi tunai ke digital. Bila diperhatikan, saat ini pola transaksi masyarakat di ATM saat ini didominasi oleh kegiatan tarik dan setor uang tunai,” ujar Thomas kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.

Baca Juga: Kuartal II 2021, ekonomi Pulau Jawa ditopang vaksinasi dan stimulus PEN

Lanjut ia, transaksi non tunai seperti membayar tagihan atau transfer telah mengalami pergeseran ke arah digital. Nasabah Bank Mandiri cenderung memanfaatkan aplikasi Livin’ by Mandiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut lantaran dapat diakses secara mudah dan cepat saat ini.

“Pergeseran pola transaksi ini tentunya telah menjadi perhatian bagi seluruh industri perbankan, Bank Mandiri pun saat ini secara aktif turut mendorong nasabah untuk melakukan transaksi melalui aplikasi Livin’ by Mandiri,” tambah Thomas.

Thomas menyatakan aplikasi Livin’ by Mandiri merupakan layanan diperuntukkan bagi nasabah untuk pemenuhan kegiatan transaksional sehari-hari, seperti transfer online, bayar tagihan, top up uang elektronik, top up saldo e-money, pembayaran dengan QRIS Livin' by Mandiri di Merchant Mandiri. Layanan digital ini juga terintegrasi dengan kartu kredit, serta produk simpanan, dan layanan lainnya yang memberikan kemudahan kepada nasabah. 

 

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, transaksi ATM tercatat senilai Rp 210 triliun kuartal kedua 2021. Nilai itu turun 10,26 % year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu Rp 234 triliun. Di sisi lain, transaksi Livin’ by Mandiri naik 68,7% yoy dari Rp 230 triliun menjadi Rp 388 triliun di kuartal kedua 2021. 

Adapun secara frekuensi, transaksi ATM Bank Mandiri tercatat 279 juta kali pada kuartal kedua 2021. Nilai itu turun 2,45% yoy dari posisi yang sama sebanyak 286 juta kali. Namun, frekuensi transaksi di Livin’ by Mandiri melesat 42% yoy dari 200 juta ke 284 juta kali transaksi pada Juni 2021.

Selanjutnya: Sejumlah bank catatkan kenaikan margin bunga bersih semester I, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×