kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diguyur stimulus, permintaan asuransi properti diproyeksi ikut terkerek


Selasa, 06 April 2021 / 16:38 WIB
Diguyur stimulus, permintaan asuransi properti diproyeksi ikut terkerek
ILUSTRASI. Asuransi properti diprediksi tumbuh sejalan dengan industri properti


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengeluarkan berbagai stimulus untuk mendorong bisnis properti. Di sisi lain, kehadiran stimulus tersebut diprediksi juga akan mendorong permintaan asuransi properti pada tahun ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Indonesia (AAUI) Dody A.S Dalimuthe memperkirakan, kebijakan stimulus tersebut akan berdampak pada industri asuransi pada kuartal II-2021 setelah kebijakan itu berlaku.

"Pada prinsipnya kegiatan ekonomi akan berdampak kepada permintaan asuransi. Dengan stimulus ini akan memudahkan akses masyarakat untuk memiliki rumah dan kendaraan. Maka kebutuhan asuransi untuk rumah dan kendaraan juga akan mengikuti," kata dia, Selasa (6/4).

Yang menjadi perhatian bagi perusahaan asuransi bahwa berbagai kebijakan tersebut bisa mendorong daya beli asuransi di masyarakat. Walau begitu, perkembangan asuransi properti akan tetap mengikuti pembelian properti.

Senada, Aswata juga menyebut kebijakan stimulus tersebut akan berdampak positif bagi industri asuransi umum. Hal ini akan memulihkan bisnis properti Aswata yang turun 7% yoy per Februari 2021.

Guna mengantisipasi penurunan lebih besar, perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya menambah kanal pemasaran baru untuk meningkatkan premi asuransi dari pemegang polis.

"Kami coba kembangkan bisnis properti dari kanal distribusi baru seperti broker dan agen," kata Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi.

Baca Juga: Asuransi Cakrawala Proteksi luncurkan ACP Health Mobile Services

Sebaliknya, Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menyebut kebijakan stimulus tersebut belum berdampak signifikan kepada industri. Apalagi, stimulus itu belum bisa dirasakan hanya dalam waktu 1- 2 bulan ke depan.

Namun ia tetap berharap perekonomian bisa bergerak sehingga daya beli masyarakat ikut terkerek. Hingga saat ini, asuransi properti atau kebakaran mencatatkan pertumbuhan hingga 200% yoy per Februari 2021.

"Asuransi kebakaran naik karena kami menambah kanal pemasaran melalui broker dan bank," ungkap Wakil Direktur Utama ACPI Nicolaus Prawiro.

Hingga Februari 2021, asuransi properti baru menyumbang porsi 6% dari bisnis perusahaan karena masih awal tahun. Sedangkan sepanjang 2020, bisnis asuransi ini menyumbang porsi hingga 60%.

Berdasarkan data AAUI, industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan premi asuransi properti hingga 0,8% yoy menjadi Rp 21,03 triliun pada 2020. Lini bisnis ini menyumbang porsi paling besar bagi industri yakni 27,3%. Menyusul asuransi kendaraan, asuransi kredit, asuransi jiwa dan kesehatan.

Selanjutnya: Ini yang jadi pangkal persoalan di industri asuransi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×