kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirutnya jadi Wakil Menteri BUMN, bagaimana nasib Bank Mandiri?


Jumat, 25 Oktober 2019 / 14:32 WIB
Dirutnya jadi Wakil Menteri BUMN, bagaimana nasib Bank Mandiri?
ILUSTRASI. Calon Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Kartiko Wiryoatmojo, berjabat tangan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca penunjukan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Mandiri tetap melanjutkan transformasi untuk penguatan bisnis.

“Bank Mandiri sangat bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada Direktur Utama kami untuk menjadi Wakil Menteri BUMN. Hal ini menjadi salah satu pendorong kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi Bank Mandiri sebagai institusi keuangan milik negara dan untuk kemajuan ekonomi Indonesia,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (25/10).

Baca Juga: Jokowi tunjuk dua wakil menteri untuk bantu Erick Thohir

Operasional Bank Mandiri pasca penunjukan, lanjut Rohan, tetap berjalan normal karena organisasi Bank Mandiri telah terbangun dengan baik sehingga mampu menyesuaikan setiap kondisi, perubahan maupun perkembangan yang terjadi.

“Bermodalkan budaya kerja, infrastruktur IT serta organ pendukung lainnya, Bank Mandiri tetap dapat fokus dalam mengimplementasikan berbagai rencana bisnis sekaligus menjaga peran sebagai agen perubahan dengan baik,” kata Rohan Hafas.

Pada triwulan II 2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan laba konsolidasi mencapai 11,1% menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 44,5 triliun serta penurunan biaya CKPN sebesar 21,28%.

Pertumbuhan laba juga diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil ditekan hingga tumbuh terkendali di single digit. Strategi pertumbuhan Bank Mandiri, saat ini lebih mengutamakan sustainabilitas jangka panjang, di mana pengukuran kinerja tidak semata-mata diukur dari angka akhir periode (ending balance), melainkan menggunakan saldo rata-rata (average balance).

Baca Juga: Bank Syariah Mandiri menargetkan punya aset Rp 105 triliun di tahun 2019

Di tengah kondisi ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan II 2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8% (yoy), atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp 843,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×