kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi ke Negeri Jiran, Bank Mandiri masih menanti kepastian dari Bank Negara


Kamis, 20 Oktober 2011 / 16:12 WIB
Ekspansi ke Negeri Jiran, Bank Mandiri masih menanti kepastian dari Bank Negara
ILUSTRASI. Pandemi Covid-19 berdampak besar pada perekonomian. Termasuk mempengaruhi ekonomi perorangan dan keluarga.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

DENPASAR. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih menanti restu Bank Negara Malaysia untuk membuka anak usaha di negeri jiran tersebut.

"Kami sudah sampaikan surat kepada Bank Negara Malaysia. Kami belum membatalkan. Surat kami masih mereka pelajari," ungkap Executive Vice President Head of Change Management Office Bank Mandiri Haryanto T Budiman usai diskusi bertajuk Mendorong Penetrasi Perbankan ke Pasar Regional melalui Penerapan Asas Resiprokal, Kamis (20/10).

Haryanto mengungkapkan, hingga saat ini Bank Mandiri masih menunggu respon bank sentral Malaysia tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan, ganjalan memperlebar usaha di Malaysia masih berkutat pada kewajiban setoran modal awal, pembatasan jumlah kantor cabang, serta pembatasan jumlah dan lokasi pembukaan ATM.

Usulan Bank Mandiri agar pembukaan anak usaha bisa dilakukan dengan modal RM 100 juta belum mendapat persetujuan dari Bank Negara Malaysia.

"Secara lisan mereka mengatakan boleh buka anak usaha dengan modal 100 juta ringgit Malaysia tapi dalam lima tahun harus jadi 300 juta ringgit. Buat kami berat. Komitmen kami kalau bisnis tumbuh, baru modal ditambah. Sementara mereka mau bisnis bertambah ataupun tidak, modal tetap Rp 300 juta ringgit," ungkap Zulkifli saat itu.

Sementara itu, untuk pembukaan kantor cabang di Shanghai (China) Bank Mandiri berharap bisa dilakukan tahun ini.

"Di antara Singapura, Malaysia, dan Shanghai, kami lebih memprioritas yang di Shanghai. Shanghai sudah kami upayakan sejak 2006," ungkap Haryanto.

Ia menuturkan, di Shanghai dalam tiga tahun setelah membuka kantor cabang, transaksi valas bisa dilakukan langsung dari mata uang renmimbi ke rupiah. Dengan catatan, kantor cabang tersebut sudah membukukan profit.

Dengan begitu, uang yang ditransaksikan tak perlu dikonversi terlebih dulu ke dollar AS. Hal tersebut bakal membantu meringankan biaya para pelaku usaha Indonesia yang berbisnis di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×