Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kalangan perbankan mengeluhkan banyak eksportir yang belum mengerti tentang pentingnya pelaporan dana hasil ekspor (DHE). Ini terbukti dari besarnya devisa yang masuk namun rincian transaksi ekspor (RTE) masih sedikit.
General Manager International Business Division BRI Isnen Sutopo menduga, minimnya pelaporan ini karena banyak eksportir yang dulu merasakan rezim devisa bebas sehingga merasa tidak perlu melaporkan dana hasil ekspor. "Masalahnya sistem RTE di BI (Bank Indonesia) memang cukup rumit. Perlu ada edukasi dan sistem yang lebih mudah agar eksportir tertarik untuk mengisi RTE," ujarnya, Selasa (16/10).
Hal yang sama diungkapkan oleh VP-Deputy General Manager Head of Trade Service BNI Afien Yuni Yahya yang menyebut para eksportir tersebut cenderung tidak terbiasa dengan sistem baru ini. Menurutnya, dulunya DHE hanya didiamkan saja di rekening bank dan tidak dilaporkan. "Sekarangkan harus didokumentasikan. Ya kendalanya hanya di dokumentasinya," katanya.
Saat ini jumlah pelaporan dana hasil ekspor (DHE) di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) hingga Agustus sudah mencapai US$ 19,6 miliar. Hampir 90% sudah menyerahkan rincian transaksi ekspor. "Target kami yang masuk DHE bisa mencapai US$ 25 miliar," ungkap Afien.
Sementara untuk DHE di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sudah melaporkan dengan RTE sebesar US$ 3,9 miliar. "Target sampai akhir tahun yang melaporkan DHE itu sekitar US$ 8 miliar," pungkas Isnen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News