Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi jiwa tengah tertekan di awal tahun. Di mana industri asuransi jiwa mencatatkan kerugian hingga Rp 431,15 miliar menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2019.
Walaupun secara industri merugi, tapi ada enam perusahaan asuransi jiwa yang menunjukkan kinerja cemerlang. Pertama, laba PT BNI Life Insurance (BNI Life) tumbuh 746,49% menjadi Rp 94,31 miliar per Maret 2019. Bahkan laba bulan berikutnya meningkat 627% menjadi Rp 125 miliar secara year on year (yoy).
Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya mengaku bahwa sejak tahun lalu perseroan telah menyiapkan langkah strategis untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Misalnya saja, melalui peningkatan polis premi reguler karena dinilai lebih menguntungkan.
“Untuk pemasukan, kami lebih meningkatkan reguler dan saat itu kondisi pasar lebih bagus sehingga menjadi faktor laba naik,” kata Shaqid di Jakarta, pekan lalu.
Beberapa produk asuransi menyumbang laba terbesar bagi BNI Life, seperti Optima Group Health, produk asuransi pendidikan Solusi Pintar dan Wadiah Gold Cendekia. Selain itu dari produk asuransi hari tua Solusi Abadi Plus and BNI Life Plan Multi Protection (BLPM) dan Hy-End Pro.
Pemain kedua, PT Capital Life Indonesia (Capital Life). Direktur Capital Life Robin Winata mengatakan, sampai Maret 2019, laba perseroan mencapai Rp 21,45 miliar. Angka itu membaik dibandingkan Maret tahun lalu rugi Rp 6,14 miliar.
“Laba kami naik cuma sedikit. Kenaikan itu disebabkan karena hasil penempatan investasi,” ungkap Robin.
Meski membaik, Capital belum mau pasang target tinggi tahun ini karena mempertingkan kondisi pasar modal yang cenderung volatil. Di sisi lain pendapatan premi Capita Life mencapai Rp 2,37 triliun, naik dari Maret tahun lalu Rp 1,89 triliun.
Sementara pemain ketiga adalah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Mengutip laporan keuangan perusahaan, Generali Indonesia membukukan laba Rp 36,41 miliar. Artinya, laba perusahaan meningkat 244,79% dari Maret 2018 yakni Rp 10,56 miliar.
Dengan peningkatan laba itu, perseroan juga berharap adanya pertumbuhan premi. CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman menargetkan pertumbuhan premi tahun ini bisa di angka dua digit.
Untuk mencapai target, perusahaan akan mengubah portofolio premi dari single premium menjadi regular premium. Edy menjelaskan, bahwa komposisi single premium diturunkan dari 40% menjadi 25%, sedangkan premi reguler dari meningkat dari 60% menjadi 75%.
Selanjutnya, PT Asuransi Simas Jiwa. Perusahaan asuransi jiwa dalam jaringan Grup Sinar Mas ini membukukan kenaikan laba bersih hingga 61,57% menjadi Rp 44,40 miliar. Kenaikan laba ini berkat kontribusi pertumbuhan premi reasuransi, hasil investasi dan pendapatan lain.
Selain Asuransi Simas Jiwa, PT Panin Dai-ichi Life juga raih laba tinggi. Tercatat, sampai Maret 2019, perusahaan asuransi jiwa ini sukses kumpulkan laba sebesar Rp 94,55 miliar, atau meningkat 10,57% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Dari semua pemain, PT Asuransi Jiwa Sequis Life meraih laba tertinggi dari perusahaan asuransi jiwa lain. Laba Sequis Life melesat hingga 238,81% menjadi Rp 289,86 miliar. Padahal di periode sama tahun lalu, kinerja laba perseroan baru sebesar Rp 85,55 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News