Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pembiayaan ekspor kian subur meski kondisi ekonomi global diselimuti tanda tanya. Lihat saja, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengucurkan pembiayaan Rp 74,8 triliun sepanjang tahun lalu, 33,5% lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit tahun sebelumnya.
Dengan pertumbuhan moncer, LPEI menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 25%. Namun, manajemen yakin, realisasinya bisa menembus 30%.
"Karena biasanya dalam empat tahun terakhir pertumbuhannya memang di atas 30%," kata Direktur Pelaksana I Eximbank Dwi Wahyudi, Selasa (23/2).
Dengan patokan tersebut, perusahaan pembiayaan yang dulu dikenal dengan nama Eximbank ini bisa menutup realisasi pembiayaan Rp 97,2 triliun di akhir 2016.
Untuk bisa mencapainya sejumlah langkah pun disiapkan, termasuk membantu eksportir dalam membuka pasar-pasar baru. Pasalnya negara-negara tujuan ekspor tradisional seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat kondisi ekonominya masih belum terlalu pulih.
Sementara dari sektor usaha yang dibiayai, eksportir produk industri masih akan jadi pasar terbesar. Nyaris 46% dari target pembiayaan tahun ini diprediksi mengalir ke pengusaha di sektor tersebut.
Disusul oleh sektor pertanian yang sebesar 12,1%. Berikutnya ada sektor pertambangan dengan porsi sebanyak 10,18%. "Memang tambang batu bara masih lesu. Namun tambang lain seperti nikel tetap tumbuh termasuk dari rencana investasi smelter," ungkapnya.
Sektor lain yang dibiayai LPEI diantaranya adalah pengangkutan dan jasa dunia usaha. Masing-masing porsinya sebesar 9,34% dan 9,19%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News