Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Investree Radhika Jaya atau Investree mencatat telah memiliki fasilitas pinjaman mencapai Rp 13 triliun hingga kuartal III-2021. Capaian tersebut naik 78% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
CEO Investree Adrian Gunadi pun menyampaikan bahwa 30% fasilitas pinjaman tersebut berasal dari digital partnership ecosystem. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan strategi perusahaan tahun ini yang memperbanyak kolaborasi dengan ekosistem digital.
“Dan per kuartal III-2021, total outstanding tersebut yang telah kami capai berkontribusi 8,3% dari total pendanaan produktif yang ada di Indonesia,” ujar Adrian dalam I-Con 2021, Kamis (9/12).
Baca Juga: OJK akan batasi pendanaan fintech dari super lender, begini efeknya ke perbankan
Menurut Adrian, hal tersebut memang menjadi visi dari investree yang sejak awal fokus di pembiayaan UKM. Ia pun menargetkan kontribusi tersebut bisa tumbuh semakin besar di tahun depan.
Dari sisi lender di Investree, ada sedikit perubahan dari komposisi antara lender ritel dan lender institusi. Per Oktober 2021, lender ritel berkontribusi sebanyak 56% dan lender institusi menyumbang 44%. Padahal, di tahun 2019, lender ritel memiliki kontribusi yang cukup besar mencapai 68% sementara sisanya 32% berasal dari lender institusi.
Adrian bilang bahwa saat ini semakin banyak lembaga keuangan yang menjadi mitra di Investree untuk menjadi lender institusi. Di antaranya adalah Bank Jago, BRI, Bank Mandiri, dan Bank Danamon. “Kita melihat perkembangan bank digital dan itu menjadi mitra strategis bagi Investree,” imbuh Adrian.
Ke depan, Adrian akan mendorong percepatan teknologi di platformnya agar semakin mudah diakses oleh pelaku UKM dan lebih optimal. Harapannya, bisnis UKM bisa terus berkembang dengan bisnis yang mengarah ke digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News