Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Festival Ekonomi Syariah Jawa digelar pada 5-9 Oktober Oktober 2022 di Jakarta. Festival ini sebagai penutup dari dua gelaran festival sebelumnya untuk di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Sumatera yang diselenggarakan di Provinsi Aceh dan Makassar.
Kegiatan secara hibrid. Terdiri dari Sharia Forum dan Sharia Fair yang diselenggarakan pada 8–10 September 2022. Sementara kegiatan secara offline di Atrium Tunjungan Plaza 3 dan 6 Surabaya serta terintegrasi dalam satu platform online yang dapat diakses melalui tautan fesyarjawa.com.
Dalam Festival Ekonomi Syariah ( Jawa, di Surabaya (8/9) dinyatakan bahwa akselerasi ekonomi syariah khususnya di wilayah Jawa untuk pemulihan ekonomi yang inklusif dapat diwujudkan melalui implementasi tiga langkah.
Baca Juga: Bisnis Bank Syariah Masih Potensial, BTPN Syariah (BTPS) Bisa Mencuil Pasar
Pertama, inisiasi program hilirisasi produk rempah dengan fokus pada inkubasi hingga ekspor. Ini guna mendorong UMKM menembus pasar produk halal dunia (go global).
Kedua, kerjasama pemasaran produk-produk halal melalui e-commerce dengan kanal pembayaran melalui QRIS dan BI Fast (go digital). Terakhir, peran pesantren dalam mendukung produksi pertanian dan hortikultura guna mendukung ketahanan pangan melalui Social Partnership for Food Security (go agriculture).
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyataka, BI secara kontinyu melakukan berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui sinergi dan kolaborasi bersama.
"Perlunya kerjasama seluruh pihak secara berjamaah dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia termasuk memfokuskan kegiatan yang lebih berdampak terhadap capaian yang diharapkan," kata Perry, Kamis (8/9).
Baca Juga: Perluas Layanan Perbankan Digital, Bank DKI Gandeng BPR Syariah HIK Parahyangan
Selain itu, Perry mengatakan bahwa perlunya pengembangan pusat keuangan syariah seperti Perbankan dan unit-unit usaha syariah berbarengan dengan keuangan sosial syariah. Seperti zakat, infak dan sedekah produktif.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pengembangan ekonomi syariah harus dimulai dengan membangun kapabilitas pelaku usaha ekonomi syariah. Terutama dari sisi UMKM,. melalui program pembinaan, dukungan pembiayaan, serta aspek lain.
Sehingga resonansi pengembangan di tataran eksyar nasional semakin kuat dan berdaya untuk mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif.
Baca Juga: BSI Kucurkan Pembiayaan Line Facility Kepada TAF Syariah Senilai Rp 750 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News