kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Fintech Digiasia Bios Targetkan Rencana IPO di Bursa AS Terealisasi Kuartal II


Rabu, 12 April 2023 / 12:05 WIB
Fintech Digiasia Bios Targetkan Rencana IPO di Bursa AS Terealisasi Kuartal II
Managemen Digiasia Bios


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi keuangan Digiasia Bios menargetkan rencana perusahaan melantai di Bursa Nasdaq Amerika Serikat (AS) bisa terealisasi pada kuartal II 2023. 

Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios, Joseph Lumban Gaol mengatakan langkah initial public offering (IPO) tersebut sedang diproses saat ini dan berjalan sesuai jalur. 

"Kami berharap listing di Nasdag bisa rampung pada kuartal II. Namun, saat ini belum ada sesuatu yang pasti sehingga apapun bisa saja terjadi," kata dia dalam Editors Gathering, Selasa (12/4). 

Fintech yang didirikan oleh mantan Dirut Indosat Alexander Rusli akan listing di Nasdaq melalui perusahaan cek kosong atau special purpose acquisition company (SPAC). 

Digiasia Bios sebelumnya telah menandatangani perjanjian kerjasama merger dengan SPAC Stonebridge Acquisition Corporation. Joseph mengatakan proyeksi valuasi Digiasia saat merger mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.850/ dollar).

Dia menuturkan, perusahaan memilih untuk melantai di Bursa AS karena Digiasia ingin memperluas jangkauannya ke pasar Internasional. 

Selain itu, lanjutnya, dana di AS juga lebih solid dan para investor disana juga lebih paham dengan konsep bisnis fintech business to business (B2B).

Seperti diketahui, Digiasia merupakan fintech berbasis Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia. Perusahaan yang kini didukung oleh sejumlah investor besar seperti Master Card dan Reliance Sekuritas ini menyediakan layanan dengan konsep B2B. 

Perusahaan ini membantu perbankan dan institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platform SaaS (B2B & B2C) yang mereka miliki,

Dengan konsep tersebut, pengguna SaaS dapat mengakses transaksi keuangan mereka secara mulus dengan mode pembayaran multi varian dari berbagai sumber tanpa harus meninggalkan aplikasi asli mereka.

Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline.

Saat ini, Digiasia tercatat memiliki empat lisensi bisnis yakni KasPro (layanan uang elektronik), KreditPro (produk pnjaman online), RemitPro (layanan remitansi), dan DigiBos (layanan aktivitas pembayaran).

Melalui empat lisensi ini, Digiasia akan memungkin para mitranya membuat sistem konstruksi sendiri pada paltform atau aplikasi yang sudah mereka punya. 

Sampai kuartal I 2023, Digiasia Bios sudah bekerjasama dengan 97 mitra B2B yang memiliki 13,2 juta nasabah. Tahun lalu, perusahaan ini telah melakayani 35 juta transaksi. 

Khusus untuk bisnis remitansi, Digiasia Bios lewat RemitPro telah melayani pengiriman dari dan keluar negeri sebanyak 4,3 juta transaksi dengan volume US$ 301 juta. Jumlah pengirim mencapai lebih dari 100.000, sedangn jumlah penerima pengiriman lebih dari 900.000

Arman Bhariadi, CEO RemitPro mengatakan prospek bisnis remitansi ini masih sangat besar. "Layanan remitansi ini sudah kami mulai dari 2018 dan tercatat terus mengalami peningkatan transaksi. Tahun lalu tumbuh tiga digit dan tahun inin juga diperkirakan akan tumbuh seperti itu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×