kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fintech lending menjadi incaran perusahaan marketplace di Indonesia


Senin, 12 Oktober 2020 / 09:54 WIB
Fintech lending menjadi incaran perusahaan marketplace di Indonesia


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis fintech lending menjadi incaran perusahaan marketplace di Indonesia. Potensi bisnis yang besar jadi alasan mereka berbondong - bondong menggandeng pemain fintech. 

Tokopedia masuk bisns fintech peer to peer (P2P) lending melalui Dhanapala untuk memberikan layanan pinjaman berbasis daring kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kepada mitra. 

"Dhanapala adalah P2P lending yang terafiliasi dengan Tokopedia dan tujuannya mempermudah penggiat usaha di Indonesia khusus UMKM lokal. Harapannya mereka mendapatkan akses jasa keuangan termasuk permodalan guna mengembangkan bisnisnya," kata VP of Fintech and Payment Tokopedia Vira Widiyasari, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Hingga September, Cashlez catatkan pertumbuhan transaksi hingga 50%

Selain membantu permodalan, ia berharap kehadiran Dhanapala bisa meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia secara menyeluruh. Terlebih, infrastruktur Dhanapala dikembangkan secara digital sehingga proses pengajuan pinjaman hanya butuh waktu kurang dari 15 menit.

Berdasarkan situs resmi Dhanapala, perusahaan telah menyalurkan pinjaman Rp 24,2 miliar hingga Maret 2020. Pinjaman tersebut disalurkan kepada 4.777 peminjam dengan dana pinjaman berjalan Rp 23,8 miliar.

Sementara Bukalapak, menggandengan Fintech Indodana untuk memberikan akses pinjaman kepada Mitra melalui layanan Bayar Tempo. AVP of Investment & Payment Solutions Bukalapak, Dhinda Arisyiya mengatakan, semenjak launching awal Juli hingga Oktober, perusahaan telah saluran pembiayaan kepada ratusan mitra Bukalapak. "Kami berhasil menyalurkan pinjaman dalam bentuk Bayar Tempo ini kepada lebih dari 6000 kreditur yang aktif bertransaksi per bulannya," terang, Dhinda. 

Ke depannya, Bukalapak akan terus kembangkan produk untuk  membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan para mitra. Sedangkan tahun lalu, Bukalapak sudah lebih dulu gandeng Amartha, Modalku dan PohonDana untuk berikan pinjaman kepada mitra warung. 

Baca Juga: Masih semarak, modal ventura buru start up yang bisa beradaptasi di tengah pandemi

Bhinneka juga mengajak Koinworks untuk berikan pembiayaan modal bisnis kepada UMKM sejak September 2020 melalui KoinBisnis. Hal ini memungkinkan para pelanggan (termasuk para merchant) mendapatkan pembiayaan belanja bisnis, atau belanja modal mulai Rp 5 juta hingga Rp 2 miliar dengan bunga mulai 0,75% per bulan. 

Chief of Commercial and Omnichannel Bhinneka.Com Vensia Tjhin menjelaskan, sejak awal tahun beberapa fintech konvesional dan berbasis syariah telah bergabung di ekosistem namun layanannya masih terbatas untuk pinjaman tanpa kartu kredit. "Dengan melihat potensi merchant dan pelanggan kami yang proporsinya cukup banyak dari UMKM, kami melihat pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan industri digital ekonomi ini," jelasnya.

Kini Bhinneka menambah produk pembiayaan invoicing dengan beberapa persyaratan, tanpa agunan kecuali untuk nilai tertentu. Perusahaan menilai ketersediaan akses keuangan dan bantuan sosial pemerintah yang terdistribusi melalui teknologi, dapat membantu UMKM dan sektor informal bertahan dari krisis pandemi Covid-19.

"Untuk mempertahankan industry leadership di segment B2B E-commerce tentunya kami terus melengkapi para enabler partners kami, tak hanya fintech tapi juga yang lain dalam memberikan end-to-end solution pada pelanggan kami para pebisnis," tutupnya. 

Selanjutnya: Aksi merger dan akuisisi sektor keuangan masih berlanjut di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×