kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus Segmen Berisiko Rendah, Kredit BNI Tumbuh 9,1% Jadi Rp 622,61 T Per September


Senin, 24 Oktober 2022 / 16:57 WIB
Fokus Segmen Berisiko Rendah, Kredit BNI Tumbuh 9,1% Jadi Rp 622,61 T Per September
ILUSTRASI. BNI mencatat pertumbuhan kredit 9,1% secara tahunan menjadi Rp 622,61 triliun hingga September 2022. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat pertumbuhan kredit 9,1% secara tahunan menjadi Rp 622,61 triliun hingga September 2022. Bank bersandi saham BBNI ini fokus pada segmen berisiko rendah, debitur Top Tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati memaparkan, kinerja pertumbuhan kredit di kuartal IIII-2022 ini didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp 211,9 triliun atau tumbuh 20,4% secara tahunan. Selanjutnya diikuti oleh segmen large komersial tercatat sebesar Rp 49,4 triliun tumbuh 22,3% secara tahunan. 

Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tercatat sebesar Rp 51,3 triliun atau naik 24,3% secara tahunan, dan untuk segmen konsumer mencapai Rp 106,9 triliun atau naik 11,3% secara tahunan dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan. 

Baca Juga: Laba BNI (BBNI) Melompat 76,8% Jadi Rp 13,7 triliun hingga Kuartal III

“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” tuturnya secara virtual, Senin (24/10).

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menuturkan, perkembangan kinerja BNI hingga Kuartal Ketiga 2022 juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9% dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2%.  

“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124% yang menunjukkan bahwa BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” jelasnya. 

Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan bahwa Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2% di September 2021 menjadi 19,3% di September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena Covid – 19. 

Baca Juga: Volume Transaksi Kartu Kredit BNI Ditargetkan Meningkat 15% Hingga Akhir Tahun 2022

“Kami terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai yakni sebesar 42,7%. Bahkan, kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×