Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank BNI Tbk kembali menggarap bisnis kredit sektor korporasi pada semester kedua tahun ini. BNI akan menandatangani kesepakatan pengucuran kredit ke PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) dan PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia (GMF Aero Asia). Total kredit ke dua perusahaan itu sekitar Rp 2,5 triliun.
Direktur Korporasi Krishna R. Suparto menjelaskan, proses penyaluran kredit kepada XL sudah masuk tahap finalisasi. BNI akan membentuk dan memimpin sindikasi dengan beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan juga bank swasta. "Untuk sementara ini sudah ada tiga bank yang menyatakan minat untuk ikut," tuturnya Selasa (28/7). Dengan alasan masih dalam tahap pembicaraan, Krishna tak menyebut nama peserta sindikasi.
Dalam kredit sindikasi tersebut, XL membutuhkan dana sebesar Rp 1,5 triliun. "Tetapi itu masih bisa di tambah lagi," tambahnya. BNI sendiri sudah menyiapkan plafon sampai dengan Rp 1 triliun. Pinjaman tersebut akan berjangka waktu tiga tahun dengan tingkat bunga mengambang.
XL akan menggunakan dana pinjaman itu untuk refinancing utang mereka yang berasal dari luar negeri. XL ingin mengurangi risiko kerugian kurs karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Selain ke XL, BNI saat ini juga sedang melakukan negosiasi dengan GMF Aero Asia. Anak perusahaan PT Garuda Indonesia itu mengajukan utang kurang lebih Rp 300 miliar. Krishna menuturkan, BNI sendiri sudah siap menyalurkan pinjaman Rp 1 triliun ke GMF, jika perusahaan itu membutuhkan.
BNI melihat prospek bisnis GMF Aero Asia masih sangat besar. Bisnis utama GMF Aero Asia adalah menyediakan layanan pemeliharaan atau maintenance pesawat terbang.
Di mata BNI, GMF Aero Asia merupakan anak usaha Garuda yang sehat dan mempunyai kinerja yang baik. Apalagi bisnis penerbangan di Indonesia saat ini masih mekar.
Sampai dengan semester pertama 2009 kemarin, BNI telah menyalurkan kredit ke sektor korporasi sebesar
Rp 50,46 triliun. Jumlah tersebut telah melampaui target penyaluran kredit korporasi hingga akhir tahun yang sebesar Rp 49,25 triliun.
Saat ini tingkat kredit macet alias non performing loan (NPL) kredit korporasi BNI juga masih di bawah batas ketentuan maksimal Bank Indonesia yang sebesar 5%. Saat ini porsi penyaluran kredit korporasi BNI, mencapai 30% dari total kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News