kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot pengembangan digital banking, ini strategi Bank Mandiri


Kamis, 29 Juli 2021 / 19:47 WIB
Genjot pengembangan digital banking, ini strategi Bank Mandiri
ILUSTRASI. Aplikasi Livin, layanan perbankan online dari Bank Mandiri.


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi Covid-19 telah membuat layanan digital perbankan marak. Seiring dengan berkurangnya mobilitas masyarakat, layanan digital perbankan menjadi jembatan kebutuhan nasabah yang ingin mengakses layanan perbankan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut tahun ini perkembangan digital banking sangatlah luar biasa. “Kalau dulu kita bicara digital itu pertumbuhannya cepat, sekarang itu sangatlah cepat. Bank Mandiri sudah benar-benar memikirkan hal ini, tapi juga tetap di-adjust lantaran perkembangannya yang sangat pesat,” ujar Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama dalam pertemuan virtual paparan kinerja pada Kamis (29/7).

Timothy mengatakan, digital banking saat ini menjadi sesuatu yang sangat sentral. Bank Mandiri sendiri sudah memiliki roadmap strategi digital.

Apa saja? Kata Timothy, pertama, Bank Mandiri perlu memastikan kesiapan digital yang harus menjadi unggulan dengan melihat core banking dan sistemnya. “Terutama infrastruktur harus memadai untuk performance yang tinggi,” tambah Timothy.

Baca Juga: Bank masih terus memupuk pencadangan sebagai upaya memitigasi resiko

Kedua, Bank Mandiri melihat produk yang mereka bangun secara tradisional itu sangat penting, namun sekarang sudah harus beralih kepada produk digital native. “Kebanyakan orang mau menjalankannya dari mobile apps, dari kenyamanan di ruang tamu. Dan lagi, oleh karena itu digital capabilities harus sangat besar. Terutama juga produk-produk untuk e-commerce, seperti yang akan kami bangun sebentar lagi yaitu Mandiri Paylater,” urainya.

Ketiga, channels harus benar-benar diperbaharui. "Nah, di sinilah yang nanti akan dilihat untuk ke depannya di 2021 hingga 2022. Sekarang kita sudah punya Livin’ by Mandiri 1.0 dan sebentar lagi kami akan luncurkan Livin’ by Mandiri 2.0,” kata Timothy.

Keempat, ekosistem yang jelas. Timothy bilang, teknologi digital akan menjadi tantangan kalau tidak memiliki ekosistem yang jelas. “Kami beruntung dan diberkati dengan ekosistem yang sangat lebar, di mana dari retail ke wholesale dan konektivitas untuk itu terjadi bisa kami drive terus,” Timothy menambahkan.

KeBank Mandiri akan terus mengambil keputusan-keputusan berdasarkan data. Bank berlogo pita emas ini akan membangun analytics yang kuat, dan meningkatkan lagi artificial intelligence capabilities yang akan membantu nasabah untuk bisa mendapatkan layanan dan produk yang jauh lebih baik.

“Pilar dari roadmap ini kami landaskan dengan tiga dasar, yaitu kami harus pastikan unsur daripada reliability, security, availability dan scalability. Hal kedua untuk implementasi adalah transformasi daripada digital tadi, kami akan bangun banyak sekali digital capabilities termasuk semua ekosistem yang ada. Terakhir, ini semua bisa terjadi kalau strukturnya, organisasinya, technology people dan prosesnya benar,” imbuhnya.

Informasi tambahan, tahun ini Bank Mandiri menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun yang akan dialokasikan untuk pengembangan digital banking, capabilities, infrastruktur, dan produk Bank Mandiri untuk retail dan wholesale.

Selanjutnya: Begini proyeksi bisnis Bank Mandiri setelah PPKM diperpanjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×