Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
BANDUNG. Target pemerintah untuk menurunkan suku bunga kredit ke single digit pada akhir tahun nampaknya akan menemui beberapa rintangan. Di antaranya adalah kondisi likuiditas, inflasi dan masih rendahnya pertumbuhan kredit.
Namun sedikit harapan datang dari survei perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Berdasarkan survei yang dilakukan kepada beberapa bankir, terlihat optimisme bahwa pada kuartal 4 2016, suku bunga beberapa sektor kredit akan mengalami penurunan.
Berdasarkan survei tersebut, pada kuatal 4 2016, diperkirakan rata-rata suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi akan mengalami penurunan masing-masing 13bps, 8 bps dan 2 bps. Penurunan suku bunga kredit ini disebabkan karena cost of fund dan cost of credit masing-masing mengalami penurnuan 10bps dan 5bps.
Beberapa bankir yang dihubungi KONTAN optimis bahwa suku bunga kredit bisa mengalami penurunan lagi pada kuartal 4 2016 ini. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya.
Menurut Direktur BRI Haru Koesmahargyo, pada kaurtal 4 2016 ini, pada kuartal 4 2016 ini sektor yang berpeluang paling besar mengalami penurunan suku bunga kredit adalah retail.
“Penurunannya disesuaikan dengan cost of fund,” ujar Haru kepada KONTAN, Sabtu, (15/10).
Sampai Agustus 2016 tercatat suku bunga kredit retail BRI tercatat sebesar 9,75%. Haru mengatakan ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suku bunga kredit pada kuartal 4 2015.
PT Bank Central Asia Tbk juga memproyeksi pada kuartal 4 2016 suku bunga kredit bisa bervariasi antara stabil sampai turun 25bps. Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan suku bunga kredit adalah dari permintaan kredit.
“Sebagai informasi, pada kuartal 4 2016 nanti, permintaan kredit untuk sektor perdagangan dan industri akan relatif masih lemah,” ujar Jahja kepada KONTAN, Sabtu, (15/10).
Jahja mengatakan, sampai September 2016, sudah ada tiga sektor di BCA yang sudah mencatatkan suku bunga kredit single digit. Tiga sektor ini adalah pertama kredit korproasi, kredit kendaraan bermotor dan KPR.
PT Bank Tabungan Negara Tbk juga memproyeksi pada kuartal 4 2016 ini penurunan suku bunga kredit akan sangat dipengaruhi oleh penurunan cost of fund. “Kalau bisa penurunan suku bunga kredit akan diturunkan sama besar dengan penurunan cost of fund,” ujar Direktur Keuangan dan Treasury BTN, Iman Nugroho Soeko.
Sebelumnya BTN berencana memangkas suku bunga kredit Kredit Perumahan Rakyat (KPR) ke level single digit pada akhir Oktober 2016 nanti. Hal ini akan dilakukan dengan memperhatikan penurunan cost of fund dan upaya untuk mencapai program pemerintah yaitu terkait suku bunga.
Sekadar catatan, suku bunga KPR per akhir September 2016 berada di level 10,5%.
Direktur Keuangan dan Treasury BTN, Iman Nugroho Soeko, mengatakan bank berkode emiten BBTN mempunyai komitmen untuk menurunkan bunga kredit ke level single digit.
“Ini untuk membantu memberi prioritas kepada masyarakat berpenghasilan rendah karena KPR BTN mayoritas plafonnya dibawah Rp 300 juta,” ujar Iman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News