kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil investasi melorot, premi tumbuh mini


Jumat, 14 Maret 2014 / 07:49 WIB
Hasil investasi melorot, premi tumbuh mini
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (20/6/2022). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang tak terlalu bagus di sepanjang tahun lalu, berpengaruh negatif pada kinerja industri asuransi jiwa. Laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa hanya tumbuh 5,8%.

Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu menjelaskan nilai premi asuransi jiwa tercatat Rp 113,93 triliun. Pertumbuhan imut-imut tersebut akibat pertumbuhan ekonomi memburuk, baik di dalam negeri maupun luar negeri pada kuartal IV lalu. "Indeks saham menurun dan inflasi cukup tinggi," kata Benny di Jakarta, Kamis (13/2).

Selain itu, pertumbuhan disebabkan menurunnya nilai total premi bisnis baru dan anjloknya kontribusi pendapatan premi dari single premium. Kontribusi terbesar terhadap premi masih datang dari unitlink, dengan 54,6%. Sedangkan produk tradisional menyumbang 45,4%.

Penurunan hasil investasi tahun lalu juga berdampak pada industri asuransi jiwa karena premi umumnya berasal dari unitlink. Sepanjang 2013, hasil investasi unitlink anjlok hingga 66,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara total hasil investasi hanya Rp 7,31 triliun. Padahal di 2012 hasil investasi tumbuh, nilainya Rp 21,94 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi AAJI, Nini Sumohandoyo, menjelaskan produk single premium unitlink menyumbang kontribusi lebih dari 50%. Sehingga ketika pasar saham turun, nasabah lebih banyak menahan unitlinknya dan tak melakukan top up.

"Bahkan ada yang berhenti membeli single premium. Sehingga ketika single premium jatuh, dana kelolaan ikut turun," ujar Nini. Walaupun begitu, Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim, menjelaskan pihaknya cukup puas dengan pencapaian industri tahun lalu. Tingkat pengetahuan masyarakat juga semakin baik. Karena itu pertumbuhan jumlah tertanggung dan total premi bisa menjadi sinyal positif perkembangan industri asuransi jiwa tahun ini. "Di awal 2014, industri asuransi jiwa sedikit menggeliat. Indeks investasi mulai membaik, biarpun masih terjadi volatile.

Pada 2014, industri masih bisa terus berkembang. Industri asuransi jiwa bisa tumbuh antara 20%-30% pada tahun 2014," ujar Hendrisman optimis. Optimisme tersebut didukung pasar industri asuransi jiwa yang terus berkembang. Apalagi pasar mikro terlihat mulai tumbuh. Catatan saja, jumlah total tertanggung sepanjang 2013 hingga kuartal IV mencapai 88,13 juta jiwa atau melesat 92,5% dibandingkan jumlah tertanggung per kuartal IV- 2012, yang hanya mencapai 45,77 juta jiwa.

Dari laporan tersebut, total tertanggung kumpulan tumbuh hingga mencapai 114,2% atau sebesar 74,51 juta jiwa dan total tertanggung individu sebanyak 13,62 juta jiwa. Jika dibandingkan, pada tahun 2012, total tertanggung kumpulan hanya mencapai 34,78 jiwa dan total tertanggung individu mencapai 10,99 juta jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×