kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Oktober 2021, PNM sudah salurkan pembiayaan Rp 39,7 triliun


Sabtu, 06 November 2021 / 13:19 WIB
Hingga Oktober 2021, PNM sudah salurkan pembiayaan Rp 39,7 triliun
ILUSTRASI. Petugas?PT Permodalan Nasional Madani (PNM)?bersama nasabah Mekaar PNM.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 39,7 triliun pada Oktober 2021. Jumlah ini  naik 98% secara tahunan (yoy) dari periode sama tahun lalu.

Sementara itu, total outstanding PNM di periode yang sama mencapai Rp 31,7 triliun atau naik 53% yoy dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan data PNM, pembiayaan yang tumbuh pesat pada Oktober 2021 ditopang pembiayaan Mekaar yang melesat secara tahunan (yoy) menjadi Rp 37,2 triliun. Sedangkan pembiayaan ULaMM tumbuh menjadi Rp 2,5 triliun.

Sunar Basuki, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM menjelskan, PNM mampu mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang positif pada Oktober 2021. Kontribusi ini sangat dominan dalam pertumbuhan perusahaan.

"Meningkatnya pembiayaan tahun 2021 karena adanya pengembangan kantor layanan dan peningkatan produktivitas AO yang masih menyumbang kontribusi terhadap pertumbuhan bisnis PNM. Selain itu, tidak terlepas dari keunikan produk yang ditawarkan oleh PNM, juga dukungan dari account officer selaku pendamping lapangan kami juga memegang peranan penting,” ujar Sunar kepada kontan.co.id, Jumat (5/11).

Baca Juga: Jadi anggota holding ultra mikro, PNM melepas status perseroan

Selain itu, hingga Oktober 2021, tingkat non performing loan (NPL) gross PNM tercatat sebesar 0,62%. Sejalan dengan meningkatnya penyaluran, jumlah nasabah PNM juga bertambah dengan pesat. Sampai Oktober, total nasabah tercatat sebanyak 10,8 juta.

"Hal ini membuat PNM menjadi penyalur pembiayaan berbasis kelompok terbesar di dunia, melampaui Grameen Bank," kata Sunar.

Saat ini PNM memiliki 3.673 kantor layanan di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.

Sampai dengan akhir tahun 2021, PNM memproyeksikan penyaluran pembiayaan hingga Rp 48 triliun. 
Dalam rangka menggenjot pembiayaan, perusahaan melakukan peningkatan pelayanan melalui pemberdayaan dan pengembangan kapasitas usaha. 
Selain itu, perusahaan melakukan ekspansi pasar ke wilayah-wilayah yang belum terlayani dan meningkatkan nasabah-nasabah supaya bisa naik kelas.

Asal tahu saja, setelah menjadi bagian dalam holding Ultra Mikro, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) resmi menanggalkan status perseroannya menjadi PT Permodalan Nasional Madani.

PNM tidak lagi berstatus sebagai BUMN dengan kepemilikan oleh negara langsung, melainkan menjadi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Dengan terbitnya peraturan tersebut maka saat ini telah terjadi perubahan kepemilikan saham. Sebelumnya saham PT Permodalan Nasional Madani dimiliki 100% oleh negara, kini saham seri A sebanyak 1 (satu) lembar dimiliki oleh negara, sedangkan saham seri B sebanyak 3.799.999 lembar dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

“Melalui pembentukan ekosistem ultra mikro diharapkan dapat meningkatkan dan memperluas pemberdayaan yang diberikan PNM kepada pelaku usaha ultra mikro, sehingga dapat berkembang menjadi lebih besar," ujar Sunar.

Menurutnya, salah satu wujud implementasi kehadiran ekosistem ultra mikro yaitu melalui sentra layanan terpadu, dimana ketiga entitas memberikan pelayan keuangan kepada masyarakat untuk dapat mengakses produk ketiga entitas dalam satu lokasi yang dikenal dengan SENYUM atau Sentra Layanan Ultra Mikro.

Sementara itu, Induk Holding Ultra Mikro (UMi), PT Bank Rakyat Indonesia (Perser) Tbk (BBRI) sebelumnya menyebutkan telah terjadi penurunan biaya kredit atau beban bunga (cost of fund) setidaknya sebesar 1% baik di PT Pegadaian maupun PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sejak terbentuknya holding tersebut.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan, beban bunga PNM sebelum bergabung dalam holding masih sebesar 8,89%, kini sudah melandai. "Di sisi lain, PNM sebelum holding 8,89% sekarang jadi 8,21% dan akan terus turun karena saat ini kita sedang rumuskan apa faktor yang akan turunkan cost," terangnya.

Dia menyebutkan, penurunan ini diharapkan terus bisa terjadi hingga targetnya dengan adanya ekosistem ini akan terjadi penurunan beban bunga hingga kisaran 2%-5%.

Penurunan beban bunga ini sebagai tahapan ke depan agar bunga kredit yang diberikan kepada konsumen bisa turun. Ini sejalan dengan perintah dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada direksi ketiga BUMN tersebut.

Pada pertengahan bulan lalu, Erick meminta agar para direksi BUMN ini merealisasikan janji untuk menurunkan suku bunga pembiayaan mulai November mendatang setelah holding resmi terbentuk.

Selanjutnya: BRI Makin Sehat dan Kuat, Kredit UMKM Tumbuh 12,50%, Laba Rp19,07 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×